Menjelajahi Alam Digital yang Luas
GMLD 14
Narasumber : Maesaroh,M.Pd
Moderator : , Ms.Phia
Biodata Ibu Maesaroh M.Pd atau Ibu May bisa dibuka tautan: https://maydearly.blogspot.com/2021/07/biodata.html
"Ngebolang di dumay" merupakan kata pepatah yang dilontarkan Ibu May diawal pertemuan. Kita semua tentunya merasa punya label " Si Bolang Dumay"
Dimana-mana Si Bolang menunjukkan aksinya, di rumah, di tempat kerja, di warung, di kerumunan, di ruang rapat dan sebagainya. Hati sudah terpaut pada media kotak, tak mau lepas untuk selalu memandangnya, jari-jemari sesekali digerakkan untuk menggeser layar.
- Digital Culture, cakap bermedia digital dengan memanfaatkan media digital sebagai alat untuk menghubungkan satu koneksi menuju seluruh dunia
- Digital Safety cakap dalam melindungi diri dan aset digital ketika sedang berada di dunia digital.
- Digital Ethics etis dalam menggunakan dunia digital dengan tidak mengalahgunakan alat digital sebagai penyebar informasi hoaks
- Digital Skill cakap secara tehnologi dalam menggunakan piranti digital sebagai alat untuk meng up grade pengetahuan. Adapun kecakapan dalam hal ini perlu meliputi 8 kecakapan diantaranya : Cakap dalam memakai ilmu Coding, Collaboration, Cloud software, Word Processing software, Screen Casting, Personal digital archiving, Information Evaluation, Use of social media
Menjelajahi alam digital
Indonesia tercatat sebagai pengguna medsos terbesar di Asia yakni sebanyak 85%. Wow angka yang fantastik
Apa yang dilakukan anak kita di luar kontrol baik dari orang tua ataupun para guru. Bahkan mereka lebih pintar dan lebih memahami dalam penggunaan bermacam-macam aplikasi. Mereka sangat pandai bergaul di dunia maya. Untuk itu sebagai guru harus memahami tentang literasi digital dan untuk selanjutnya mengaungkannya.
Dampak negatif dari penggunaan media sosial yang salah sangat fatal, terutama bagi generasi muda. Masa-masa tersebut merupakan masa yang labil dalam rangka mencari jati diri. Usia remaja merupakan usia tumbuh dan berkembang atau diistilahkan adolesence yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Usia remaja merupakan masa peralihan kanak-kanak menuju dewasa yang mempunyai 3 tingkatan yaitu praremaja 10-12 tahun, remaja awal 13- 16 tahun dan remaja akhir 17-21 tahun.
Era abad 21 merupakan era terbukanya jendela dunia, semua informasi bisa kita dapatkan melalui alam maya. Arah pembangunan mengalami pergeseran kearah penyediaan jaringan. Tak kalah penting dalam dunia pendidikan memerlukan akses yang luas dan merata. Strategi pembangunan di bidang pendidikan sudah mengarah pada komputerisasi dan digitalisasi. Tata kelola kelembagaan dan kegiatan pembelajaran memerlukan fasilitas yang memadai berupa sarana prasarana dan sumber daya manusia. Untuk itu edukasi harus dilakukan oleh semua pihak agar tidak salah dalam menerima informasi, cerdas berliterasi dan mampu menyaring mana yang hoaks dan mana yang fakta.
Begitu juga berlaku pada orang yang berkutat terhadap alam digital sering kali menyebabkan kelelahan atau yang disebut digital fatique
Beberapa gejala Digital Fatigue menurut penjelasan Ibu May sebagai berikut,
- Perasaan lelah, bosan, malas, dengan berbagai kegiatan digital seperti zoom meeting, webinar, media sosial, dan berbagai platform digital lain.
- Mata terasa sakit, lelah, dan peri
- Sakit kepala dan migrain.
- Nyeri otot leher, bahu, atau panggung.
- Sensitif terhadap cahaya.
- Gangguan pada fokus, konsentrasi, dan memori.
- Merasa putus asa dan tidak berdaya.
- Kewalahan menghadapi situasi yang berulang.
- Badan terasa lemah, lesu, tidak bertenaga, dan malas bergerak.
- Muncul perilaku yang aneh dan tidak wajar.
Peran guru dalam mengembangkan Literasi digital
Guru merupakan stakeholder dalam pengembangan literasi digital. Guru berada dalam lingkaran akademik harus mampu melakukan bimbingan kepada para peserta didik.
Untuk selanjut Ibu May juga memberikan 5 kecakapan yang perlu dikuasai dalam berliterasi digital antara lain,
- Photo visual literacy, Kemampuan untuk membaca dan menyimpulkan informasi dari visual.
- Reproduksi literacy, kemampuan untuk menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya baru dari pekerjaan.
- Percabangan literacy, Kemampuan untuk berhasil menavigasi di media non-linear dari ruang digital.
- Informasi literacy, Kemampuan untuk mencari, menemukan, menilai dan mengevaluasi secara kritis informasi yang di temukan di web.
- Sosio-emosional literacy, Kemampuan yang mengacu pada aspek-aspek sosial dan emosional yang hadir secara online, apakah itu mungkin melalui sosialisasi, dan berkolaborasi, atau hanya mengkonsumsi konten.
- Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna digital.
- Kognitif, yaitu daya pikir menilai konten.
- Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual.
- Komunikatif, yaitu memahami kinerja dan jejaring komunikasi di dunia digital.
- Kepercayaan diri yang bertanggungjawab.
- Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru.
- Krisis dalam menyikapi konten.
- Bertanggungjawab secara sosial
Dunia sudah dalam genggaman, alam maya tanpa sadar telah membawa kita jauh menjelajah berbagai tempat di berbagai belahan dunia. Perkembangan ilmu bisa kita dapatkan. Terserah mau diarahkan ke mana perjalanan kita. Namun kemudi harus kita arahkan pada jalan yang baik, bukan hal-hal yang menyesatkan. Bagaimanapun keterampilan harus dimiliki untuk melitersi diri.
- Perhatian Kemampuan untuk mengidentifikasi,. mefokuskan dan mengenali ketika mendapatkan multitasking yang bermanfaat.
- Partisipasi,Menjadi bagian dari anggota media sosial memberi pengalaman berbeda dikala kita produktif. Namun kita harus mengetahui kapan hal-hal tersebut kita lakukan. Kita ketahui bahwa netizen yakni netizen aktif netizen pasif hanya hanya sebagai pembaca setia linimasa media sosial tanpa membuat postingan.
- Kolaborasi, bekerjasama akan mendapatkan nilai yang lebih dibandingkan dengan bekerja sendirian. Dengan adanya kolaborasi memungkinkan untuk berbagi sumber daya dalam membangun ide.
- Kesadaran jaringan, teknologi memberi kesempatan kita untuk memperluas jaringan sosial. Kita bisa bergabung atau membentuk komunitas virtual, forum dan organisasi lainnya.
- Pemakaian secara kritis, menyaring informasi yang masuk akan lebih bijak. Sikap kritis tidak cepat mempercayai dan membagikan orang lain. Langkah yang paling tepat adalah melihat latar belakang penulis, sumber dan keakuratannya
Keterampilan yang harus dimiliki dalam bermedia sosial adalah keterampilan literasi media sosial sehingga informasi yang kita terima merupakan informasi yang edukatif. Sebagaimana dengan istilah media dikemukakan oleh (Taylor & Francis Online, 2014) bahwa media sosial memiliki akronim sebagi berikut:
1. Sharing views
2. Optimizing Knowledge
3. Collaborating on projects
4. Investigating new ideas
5. Advocacy for your service provision
6. Learning from others
7. Making new connections
8. Enhancing your practice
9. Debating the future
10. Inspirational support
11. An essensial tools for your information toolbox.
Menjelajah alam Maya sangat mengasyikkan. Kita tidak boleh terlena, daya hipnotis membuat kita tidak sadar terjerumus pada hal-hal yang negatif. Bijak dalam menggunakan media sosial. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perlunya pengetahuan literasi digital. Mari kita gabungkan bersama agar tercipta dunia yang damai.
Komentar
Posting Komentar