Menjelajahi Alam Digital yang Luas

 

 GMLD 14

Narasumber : Maesaroh,M.Pd

Moderator  : , Ms.Phia


Dunia maya memang mengasyikkan. Kita sering lupa diri sehingga waktu hanya tersita  untuk aktivitas tersebut. Bermunculan para seleb melakukan aksinya,  ada selebgram, salep Tik tok, seleb  Facebook.  label " GAUL"  menjadi sebuah kebanggaan, terutama untuk para generasi muda. Bagaimana agar tidak terjerumus pada pergaulan yang salah? 

Hal tersebut dibahas dalam pelatihan GMLD pertemuan ke-14 yang dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2021   pada pukul 16.00 s/d 18.00 melalui Wa grup  dengan tema   "Menjelajah Alam Digital yang L.uas" yang penekanannya pada literasi digital. 

 Adapun narasumber kegiatan tersebut adalah  Ibu Maisyaroh, M.Pd,  merupakan  seorang blogger milenial yang piawai  dalam membuat untaian kata dan  dimoderatori oleh Ms.Phi yang lincah dalam bertutur kata, mempunyai bakat  publik speaking yang luar biasa.

Biodata Ibu Maesaroh  M.Pd atau Ibu May  bisa dibuka tautan: https://maydearly.blogspot.com/2021/07/biodata.html

"Ngebolang di dumay" merupakan kata pepatah yang dilontarkan Ibu May diawal pertemuan. Kita semua tentunya merasa punya label " Si Bolang Dumay" 

Dimana-mana Si Bolang menunjukkan aksinya, di rumah, di tempat kerja, di warung,  di kerumunan, di ruang rapat dan sebagainya.  Hati sudah terpaut pada media kotak,  tak mau lepas untuk selalu memandangnya, jari-jemari sesekali digerakkan untuk menggeser layar. 


Daya hipnotis dunia maya, membawa seseorang   pada posisi yang salah jalan. Bukan   fakta yang menjadi pegangan, namun tanpa berpikir panjang ia menjadi bagian dari penyebar informasi hoax

Kecakapan dalam menggunakan media digital sangat diperlukan. Mengedepankan etika dan  tanggung jawab sehingga informasi yang didapatkan akurat dan akuntabel. 

Untuk itu perlu adanya edukasi yang masif bagi setiap individu. Menjadilan  manusia yang cerdas, intelektual dan berwawasan luas. 
  
Dalam hal ini  Ibu May  menyampaikan empat pilar literasi digital antara lain

  1. Digital Culture,  cakap  bermedia digital dengan memanfaatkan media digital sebagai alat untuk menghubungkan satu koneksi menuju seluruh dunia
  2. Digital Safety cakap dalam melindungi diri dan aset digital ketika sedang berada di dunia digital.
  3. Digital Ethics etis dalam menggunakan dunia digital dengan tidak mengalahgunakan alat digital sebagai penyebar informasi hoaks
  4. Digital Skill cakap secara tehnologi dalam menggunakan piranti digital sebagai alat untuk meng up grade pengetahuan. Adapun kecakapan dalam hal ini perlu meliputi 8 kecakapan diantaranya : Cakap dalam memakai ilmu Coding, Collaboration, Cloud software, Word Processing software, Screen Casting, Personal digital archiving, Information Evaluation, Use of social media

Menjelajahi alam digital



Pengertian menjelajah berdasarkan KBBI adalah bepergian kemana-mana untuk menyelidiki  dan sebagainya.  Menjelajah alam digital/alam Maya berdasarkan penjelasan Ibu Mau adalah sebuah alam yang memberi koneksi antara satu individu dengan individu lainnya (jauh menjadi dekat) lewat kecanggihan sebuah teknologi. 

Banyak media digital yang sudah di  gunakan masyarakat kita sebagai ajang berselancar di alam Maya. Alam yang dulu kita anggap sebagai fantasi, saat ini bukan hal yang aneh. Setiap hari kita bergelut dengan WhatsApp,  Instagram Facebook Twitter dan seperangkat fasilitas yang merupakan produk Google.




Indonesia tercatat sebagai pengguna medsos terbesar  di Asia yakni sebanyak 85%. Wow angka yang fantastik 

Media sosial merupakan menu harian bagi anak-anak kita, para pelajar mahasiswa atau generasi muda dan bahkan lintas generasi. Apakah kita sudah benar dalam pemanfaatan media tersebut?

Apa yang dilakukan anak kita di luar kontrol baik dari orang tua ataupun para guru. Bahkan mereka lebih pintar dan lebih memahami dalam penggunaan bermacam-macam aplikasi. Mereka sangat  pandai bergaul di dunia maya. Untuk itu sebagai guru harus memahami tentang literasi digital  dan  untuk selanjutnya mengaungkannya.

Dampak negatif dari penggunaan media sosial yang salah  sangat fatal, terutama bagi generasi muda.  Masa-masa tersebut merupakan masa yang labil dalam rangka mencari jati diri. Usia remaja merupakan usia tumbuh dan berkembang atau diistilahkan adolesence  yang mencakup kematangan mental,  emosional, sosial  dan fisik. Usia remaja merupakan masa peralihan kanak-kanak menuju  dewasa yang mempunyai 3  tingkatan  yaitu praremaja 10-12 tahun, remaja awal 13- 16 tahun dan remaja akhir 17-21 tahun.


Era abad 21 merupakan era terbukanya jendela dunia, semua informasi bisa kita dapatkan melalui alam maya. Arah pembangunan mengalami pergeseran kearah penyediaan jaringan. Tak kalah penting dalam dunia pendidikan memerlukan akses yang luas dan merata. Strategi pembangunan di bidang pendidikan sudah mengarah pada komputerisasi dan digitalisasi. Tata kelola kelembagaan dan kegiatan pembelajaran memerlukan fasilitas yang memadai berupa sarana prasarana dan sumber daya manusia. Untuk itu edukasi harus dilakukan oleh semua pihak agar tidak salah dalam menerima informasi, cerdas berliterasi dan mampu menyaring mana yang hoaks dan mana yang fakta. 

Buruknya pemahamam tentang literasi digital, berdampak beban psikologis pada anak dan remaja. Mereka akan mempunyai sikap yang apatis, hilangnya sikap empati, mudah stress dan depresi.

Begitu juga berlaku pada orang yang berkutat terhadap alam digital  sering kali menyebabkan kelelahan atau yang disebut digital fatique





Beberapa gejala Digital Fatigue menurut penjelasan Ibu May  sebagai berikut, 

  1. Perasaan lelah, bosan, malas, dengan berbagai kegiatan digital seperti zoom meeting, webinar, media sosial, dan berbagai platform digital lain.
  2. Mata terasa sakit, lelah, dan peri
  3. Sakit kepala dan migrain.
  4. Nyeri otot leher, bahu, atau panggung.
  5. Sensitif terhadap cahaya.
  6. Gangguan pada fokus, konsentrasi, dan memori.
  7. Merasa putus asa dan tidak berdaya.
  8. Kewalahan menghadapi situasi yang berulang.
  9. Badan terasa lemah, lesu, tidak bertenaga, dan malas bergerak.
  10. Muncul perilaku yang aneh dan tidak wajar.

Peran guru dalam mengembangkan Literasi digital
Guru merupakan stakeholder dalam pengembangan literasi digital. Guru berada dalam lingkaran akademik harus mampu melakukan bimbingan kepada para peserta didik. 

 Untuk selanjut Ibu May juga memberikan 5 kecakapan yang perlu dikuasai dalam berliterasi digital antara lain, 

  1.  Photo visual literacy, Kemampuan untuk membaca dan menyimpulkan informasi dari visual.
  2. Reproduksi literacy, kemampuan untuk menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya baru dari pekerjaan.
  3. Percabangan literacy, Kemampuan untuk berhasil menavigasi di media non-linear dari ruang digital.
  4. Informasi literacy, Kemampuan untuk mencari, menemukan, menilai dan mengevaluasi secara kritis informasi yang di temukan di web.
  5. Sosio-emosional literacy, Kemampuan yang mengacu pada aspek-aspek sosial dan emosional yang hadir secara online, apakah itu mungkin melalui sosialisasi, dan berkolaborasi, atau hanya mengkonsumsi konten.
Untuk itu, perlu kita fahami 8 elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital sebagai mana penuturan Ibu May sebagai berikut, 
  1. Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna digital.

  1. Kognitif, yaitu daya pikir menilai konten.
  2.  Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual.
  3. Komunikatif, yaitu memahami kinerja dan jejaring komunikasi di dunia digital.
  4. Kepercayaan diri yang bertanggungjawab.
  5. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru.
  6.  Krisis dalam menyikapi konten.
  7.  Bertanggungjawab secara sosial



Dunia sudah dalam genggaman, alam maya tanpa sadar telah membawa kita jauh menjelajah berbagai tempat di berbagai belahan dunia. Perkembangan ilmu bisa kita dapatkan. Terserah mau diarahkan ke mana perjalanan kita.  Namun kemudi harus kita arahkan pada jalan yang baik, bukan hal-hal yang menyesatkan. Bagaimanapun keterampilan harus dimiliki untuk melitersi diri. 


Dalam hal ini ada 5 cara untuk meliterasi media sosial yaitu:
  1.  Perhatian  Kemampuan untuk mengidentifikasi,. mefokuskan  dan mengenali  ketika mendapatkan  multitasking yang bermanfaat.
  2. Partisipasi,Menjadi bagian dari  anggota media sosial memberi  pengalaman berbeda dikala kita  produktif. Namun kita harus mengetahui kapan hal-hal tersebut kita lakukan. Kita ketahui bahwa  netizen  yakni netizen aktif netizen pasif hanya hanya sebagai pembaca setia linimasa media sosial tanpa membuat postingan. 
  3. Kolaborasi,  bekerjasama akan mendapatkan nilai yang lebih dibandingkan dengan bekerja sendirian. Dengan adanya kolaborasi memungkinkan untuk berbagi sumber daya dalam membangun ide.
  4. Kesadaran jaringan,  teknologi memberi kesempatan kita untuk memperluas jaringan sosial.  Kita bisa bergabung atau membentuk komunitas virtual,   forum dan organisasi lainnya.
  5. Pemakaian secara kritis,  menyaring informasi yang masuk akan lebih bijak. Sikap kritis tidak cepat mempercayai dan membagikan orang lain. Langkah yang paling tepat adalah melihat latar belakang penulis, sumber dan keakuratannya



Keterampilan yang harus dimiliki dalam bermedia sosial adalah keterampilan literasi media sosial sehingga informasi yang kita terima merupakan informasi yang edukatif. Sebagaimana  dengan istilah media  dikemukakan oleh (Taylor & Francis Online, 2014) bahwa media sosial memiliki akronim sebagi berikut:

1. Sharing views
2. Optimizing Knowledge
3. Collaborating on projects
4. Investigating new ideas
5. Advocacy for your service provision
6. Learning from others
7. Making new connections
8. Enhancing your practice
9. Debating the future
10. Inspirational support
11. An essensial tools for your information toolbox.

Target Indonesia emas 2045 membentuk masyarakat yang melek digital. Cerdas dalam berliterasi, karakter kebangsaan menjunjung tinggi nilai-nilai :  Kejujuran, Semangat, kebersamaan atau Gotong royong, Kepedulian  atau solidarita, Sopan santun,  Persatuan dan Kesatuan,  Kekeluargaan,  dan  nilai tanggungjawab. 

Menjelajah alam Maya sangat mengasyikkan. Kita tidak boleh terlena, daya hipnotis membuat kita tidak sadar terjerumus pada hal-hal yang negatif. Bijak dalam menggunakan media sosial. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perlunya pengetahuan literasi digital. Mari kita gabungkan bersama agar tercipta dunia yang damai. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gelombang Senja

Membangun Digital Space yang Aman Untuk Anak

BUku Mahkota Penulis, Buku Muara Penulis