Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial dan Dunia Digital

  GMLD 13

Narasumber :Aam Nurhasanah, S.pd

Moderator  : Dail Ma`ruf , M.Pd




"Hoaks"  satu  kata yang sering menjadi perbincangan publik.  Di media sosial yakni Facebook, YouTube dan sebagainya diramaikan dengan istilah tersebut. Di dunia perpolitikan menjadi senjata ampuh untuk menjatuhkan lawan. Perang urat syaraf saling serang, membuat ngeri dan khawatir terjadi perpecahan antar elemen bangsa.

Hoakks sudah menjalar ke berbagai sendi kehidupan. Statemen bohong yang sengaja dihembuskan kepada orang lain atas dasar  ketidaksukaan. Bagaimana sebenarnya hoaks itu? 

Ibu Aam Nurhasanah sebagai narasumber pelatihan GMLD pertemuan ke-13 yang dimoderatori oleh Bapak Dail Ma'ruf mengupas detail mengajak bincang-bincang tentang hoaks media sosial dan dunia digital. 

Profil Ibu Aam Nurhasanah 

Apa sebenarnya hoaks?

Untuk menggali pengetahuan para peserta GMLD Ibu Aam Nurhasanah memberikan sebuah voting melalui mentimeter.com 

Definisi tersebut pada dasarnya sudah umum dan familiar. Para peserta mempunyai jawaban yang bervariasi, namun pada  dasarnya memiliki  kesamaan  persepsi yakni berita bohong. 


Ibu Aam  dalam paparan mendefinisikan hoaks adalah berita bohong atau berita yang sesungguhnya harus diverifikasi kebenarannya. 

Hacks merupakan sebuah informasi yang belum valid dan tidak bisa digunakan sebagai dasar untuk mengambil sebuah keputusan, sehingga kita tidak bisa mempercayai sepenuhnya. Berita apapun yang kita dapatkan jangan terlalu gegabah main share. 

Kebiasaan masyarakat penghuni grup atau komunitas atau pertemanan, tanpa pikir panjang, jika  menerima informasi yang dianggapnya  baik langsung dibagikan ke komunitas lain. Memang hal tersebut mempunyai tujuan yang mulia, pada awalnya adalah membagi kebaikan. Si pembuat berita bohong atau hoaks sangat pandai dalam mengemas informasi. Kiita harus bersikap super hati-hati. 

Ibu Aam menyarankan jika kita menerima berita hoaks dari orang yang belum dikenal,   bisa melaporkannya ke kominfo. 

Berita hoaks sering menjadikan makanan empuk bagi yang menyebarkannya. Mereka mendulang rupiah dengan cara yang merugikan orang lain. Seringkali kita temui di grup atau lewat SMS pribadi dan bahkan  via telepon, mendapatkan informasi-informasi yang seakan-akan benar. Bukankah kita sering mendapatkan hal-hal seperti ini?


Kami dari telegram center   memberitahukan bahwa akun telegram yang Anda gunakan terpilih mendapat apresiasi/reward berupa voucher pulsa m-tronik senilai Rp 500.000 gratis, balas oke untuk setuju. 

Jika menerima informasi seperti itu jangan gegabah langsung klik OK.  Mereka menunggu respon kita untuk menjawab oke,  selanjutnya dia akan minta nomor PIN telegram. Jika kita berikan maka selanjutnya akan disalahgunakan.  

Contoh yang lain:

Program kuota belajar pulsa 25eb  dan kuota 75 GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh periode Desember.  batas akhir 29-12- 2021

Ingat ...!  Jangan terjebak dengan iming-iming yang menggiurkan.

Berbagai cara dilakukan untuk mempengaruhi pikiran calon korban. Berbagai motif digunakan, sebagai  pemenang hadiah dari BRI, BNI, pengguna Telkomsel,  permintaan pulsa, ada saudara sakit dan ada yang   menelepon langsung seakan-akan dia kenal dengan kita (mengorek informasi yang ujung-ujungnya adalah pemerasan),   ada  yang bersifat investasi dan sebagainya. 

Medsos Apa yang paling banyak digunakan oleh pengguna?

Wah seru lagi..., Ibu Aam  mengajak untuk mengisi mentimeter.com yang kedua. Berdasarkan voting group dari pengisian mentimeter dari 25 orang peserta yang menjawab  WhatsApp 13 orang, Facebook 2 orang, Telegram 2 orang, 1 orang Instagram. Memang dari hasil tersebut tidaklah mewakili mayoritas masyarakat, namun WhatsApp adalah pengguna terbesar. 


Oleh karena pemgguna WhatsApp paling banyak, maka  peringkat pertama pula  penyebar hoaks. Marilah kita gunakan medsos dengan hal-hal yang bermanfaat, dengan membagikan ilmu yang bermanfaat pula. Sebagaimana yang Ibu Aam lakukan, beliau membagikan channel YouTube yang bertemakan" Belajar Merajut Masa Depan".

https://www.youtube.com/watch?v=M5C1DTUpy9o

Selain itu kita harus mengenali ciri-ciri hoaks agar lebih waspada, sebagaimana Ibu Aam sampaikan antara lain:

  1.  Menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan.
  2. Sumber tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi.
  3. Pesan sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah.
  4. Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal.
  5.  Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat.
  6. Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya.
  7. Memberi penjulukan.
  8. Minta supaya di-share atau diviralkan.
  9. Menggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya terlihat ilmiah dan dipercaya.
  10. Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir pernyataan narasumbernya.
  11. Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal, di mana alamat media dan penanggung jawab tidak jelas.
  12. Manipulasi foto dan keterangannya. Foto-foto yang digunakan biasanya sudah lama dan berasal dari kejadian di tempat lain dan keterangannya juga dimanipulasi.

Jika kita sudah mengenali ciri-ciri tersebut, harus ambil tindakan. Dalam sebuah grup seringkali berseliweran informasi hoaks. Berani bersikap dengan menginformasikan kepada anggota grup yang lain bahwa hal tersebut adalah hoaks. Jika ada anggota grup yang mencurigakan, biasanya penyusup maka ambil tindakan dikeluarkan dari grup. 

Hati-hati akan lebih baik daripada kita terjerumus pada lingkaran hoaks. Saring dulu informasi sebelum sharing. Cerdas dan cakap bermedia sosiaL. Bagikan ilmu yang memotivasi dan memberikan energi positif.


Sebagaimana  bunyi surat QS. Al Hujarat ayat 6
"Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan(kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gelombang Senja

Membangun Digital Space yang Aman Untuk Anak

BUku Mahkota Penulis, Buku Muara Penulis