Konsep Buku Nonfiksi

 Tanggal Pertemuan            : 18  Agustus 2021

Resume ke                         : 17

Tema                                 : Menulis Kelengkapan Naskah

Nara Sumber                     : Musiin, M.Pd

Moderator                         : Mr. Bams

Gelombang                       : 19

Menulis buku ada aturan yang harus dipenuhi oleh penulis. Aturan terikat pada genre tulisan. Ada tulisan fiksi dan ada non-fiksi, masing-masing mempunyai tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar menulis pertemuan ke 17 ini akan membahas tentang " Konsep Buku Non-fiksi" yang disampaikan oleh Ibu Musiin, M.Pd

Pada pertemuan kali ini sebagai moderator adalah Bapak Bambang Suwanto atau dikenal dengan Mr. Bams dan Om Jay yang biasanya selalu membersamai kegiatan tidak bisa mengawal kegiatan secara penuh karena beliau sedang sakit.  semoga cepat sembuh Om Jay....  Seperti biasanya dalam memberi pengantar Mr. Bams mengingatkan agar peserta selalu mempersiapkan diri dengan memohon ijin kepada keluarga,  jika saat ini sedang  belajar. Pegang  gawai pun untuk belajar.  Jangan lupa selalu memberikan senyuman.

Mengenal narasumber, Ibu Musiin, M.Pd atau biasa dipanggil dengan sebutan Ibu Iin. Ibu Iin adalah seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarikan Kediri sejak tahun 1998. Pengalaman mengajar dimulai dari menjadi dosen pada tahun 1994 di STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang. Selain itu beliau juga membidangi kewirausahaan dan  sebagai penulis. 

Karya buku yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut:

  1.  Digital Brochure Mengasah Kemampuan Menulis dan Jiwa Kewirausahaan Gen Z
  2. Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda melalui Literasi (Karya bersama Prof Eko)
  3. Selaksa Hikmah dari Tarokan (Karya bersama siswa-siswa)
  4. Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi ( Antologi Kisah Guru Lejitkan Potensi Siswa)
  5.  Panji Asmara bangun and Dewi Sekarta
  6. Modul Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Kelas IX.
  7. Menulis Artikel populer di majalah online

Ibu Iin menuturkan bahwa sebagai penulis buku non-fiksi telah  mengantarkannya  untuk mengikuti ujian sertifikat penulis dan telah berhasil memegang sertifikasi penulis pada tahun  2020.  Sebagai alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8,  mendapatkan kesempatan dan sekaligus menempuh tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Bersama sembilan orang seangkatan   berhasil menaklukkan tantangan tersebut. Karya buku  mengorbit  terpajang  di toko buku Gramedia secara online maupun offline.




Sebagai penulis pemula ketidakpercayaan akan kualitas tulisan sangat besar. Berkaca pada pengalaman dari Ibu Iin bahwa beliau pada awal mengalami hal yang sama. Ketakutan jika buku  tidak ada yang membaca, takut salah menyampaikan pendapat melalui tulisan, merasa karya orang lain lebih bagus. Ketakutan yang dialami beliau dengan membuat kekonyolan diam berjam-jam di depan laptop. Bertemu dengan Omjay dan pemateri hebat Bapak Eko Indrajit mengubah sikap tersebut, menulis ternyata menyenangkan.

 Prof. Eko,  diibaratkan oleh beliau sebagai seorang Master  Chef  yang memberi  banyak pilihan bahan masakan dan bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, diperoleh di  EKOJI Channel.  Seperti yang disampaikan Prof Eko, kita bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. 



Dalam mengawali paparan Ibu Iin menyampaikan dengan sebuah pertanyaan  "IS THERE A BOOK INSIDE YOU?"  Dan Poynter menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya "Is There A Book Inside You?" Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya.

Dalam diri seseorang tersimpan sejuta memori,  ada yang mampu kita ingat dan ada yang tertutup sama sekali. Berbagai pengalaman baik berupa kisah perjalanan hidup, pengalaman dalam mengajar,   dan sebagainya, merupakan sumber inspirasi bagi orang yang mau membuat menuangkan dalam bentuk karya tulis. Bukan hanya sekedar bahan obrolan, bincang bincang dan akan berlalu. Alangkah lebih baik semua yang kita alami menjadi sebuah pembelajaran dan bisa dinikmati oleh anak cucu kita. 

Maha karya dapat diwariskan melalui tulisan. Hari ini kita bisa menikmati canggihnya  teknologi, merupakan rentetan karya emas yang ditorehkan melalui tulisan. Para filsuf,  para ilmuwan, telah menyumbangkan ide dan kreatifitasnya untuk generasi manusia. Lantas apa yang akan kita wariskan untuk generasi kita nanti?  Apa yang kita peroleh hari ini, akan dijadikan pembelajaran di masa yang akan datang. Pengetahuan, Pemecahan masalah, penemuan, dan ketrampilan yang kita miliki,  ditularkan melalui tulisan dan kita tersusun rapi dalam bentuk buku. Di panjang sebagai koleksi di perpustakaan ataupun di media lainnya baik offline maupun online sebagai bahan referensi. 

Menulis itu tidak mudah, memerlukan ketrampilan khusus karena menyangkut aspek kebahasaan. Menulis tidak semudah kita berbicara dan bergosip. Menulis merupakan tantangan, memerlukan usaha keras untuk menaklukkan tantangan tersebut.  Mengikuti kelas menulis, membuat resume dan bisa menghasilkan buku, pada akhirnya akan lahir "Cinta Menulis"

Ibu Iin memberikan  ulasan  untuk  menemukan alasan mengapa saya ingin menulis. Ada beberapa alasan yang beliau sampaikan antara lain: 
  1. .Mewariskan ilmu lewat buku.
  2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
  3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru
Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat mengapa  saya ingin menjadi penulis

Keinginan merupakan magnet  untuk mencapai kesuksesan.  Keinginan menulis bisa direalisasikan dengan mengerahkan pikiran, sehingga muncul motivasi yang kuat. Fokus pikiran yang tercurah mengantarkan usaha yang kuat pula. Sebagaimana yang dilakuan oleh ibu Iin. Pikiran menulis mengantarkan beliau pada kelas menulis, salah satunya kelas Omjay dan tantangan menulis 1 Minggu bersama Prof Eko.

Pada kesempatan ini Ibu Iin memfokuskan penulisan non-fiksi. Dalam penulisan buku non-fiksi ada 3 pola yakni: 
  1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran
  2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.). Contoh: Buku Panduan
  3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)
Dalam hal ini Ibu Iin menuturkan bahwa dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara beliau menggunakan  pola ketiga yakni Pola Klaster.

Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan

Pratulis

1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku non-fiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dan lain lain. 

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/WhatsApp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
Ibu Iin menuturkan jika tema yang beliau angkat adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi berasal dari data dan fakta beliau  peroleh dari literasi di internet.

 Referensi terdiri dari :
  1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;
  4. Penemuan yang telah didapatkan.
  5. Pemikiran yang telah direnungkan
Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini beliau  ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan. 

Berikut ini contoh kerangka ibu iin

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Generasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet 

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, beliau  mengikuti arahan Pak Yulius Roma Patandean di Channel  (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be).  Dengan mengikuti langkah Pak Yulius maka tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

 Berikut ini adalah anatomi sebuah buku non-fiksi.
 Anatomi Buku
  1. Halaman Judul
  2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
  3. Halaman Daftar Isi
  4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
  5. Halaman Prakata
  6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
  7. Bagian /Bab
  8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
  9. Halaman Glosarium
  10. Halaman Daftar Pustaka
  11. Halaman Indeks
  12. Halaman Tentang Penulis
 Mengapa anatomi buku ini harus ada?

Menurut penjelasan Ibu Iin jika kita mengikuti ujian sertifikasi penulis maka  akan ditanya seputar anatomi buku. Seandainya kita  memakai jalur portofolio, buku yang kita  tulis pasti akan dilihat anatomi bukunya.

Menulis Draf
  1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
  2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan
 Merevisi Draf
  1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
  2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
  1. Ejaan
  2. Tata bahasa
  3. Diksi
  4. Data dan fakta
  5. Legalitas dan norma
Dalam hal ini KBBI online sangat membantu penulis dalam menyunting naskah.


Hambatan-hambatan dalam menulis 
  1. Hambatan waktu
  2. Hambatan kreativitas
  3. Hambatan teknis
  4. Hambatan tujuan
  5. Hambatan psikologis
 Bagaimana cara mengatasinya?
  1. Banyak membaca
  2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
  3. Disiplin menulis setiap hari.
  4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan beliau hobi memasak)
Kita sudah menyimak Ulasan Bu Iin bagaimana proses menulis non-fiksi, harapan kita bisa mempraktekkan sehingga mampu menghasilkan karya. Untuk menulis juga harus melihat buku apa yang laku di pasaran melalui google Trends. Google trend merupakan  penggunaan kecerdasan buatan untuk merekam apa saja yang dicari orang,  apa saja yang diberitakan di Google. Hasil analisis di Google Trends bisa menjadi dasar untuk menulis.

 https://trends.google.co.id/trends/?geo=ID

Dengan tekad yang kuat akan menghasilkan karya buku. Aturan aturan dalam penulisan harus kita taati  karena penulisan karya non-fiksi mengungkapkan data dan fakta. Penggunaan tata bahasa yang baku menggunakan kaidah PUEBI. Dari pengalaman dari Ibu Iin dalam menulis bisa kita jadikan teladan.

Komentar

  1. Semoga resume ini daoat menjadi pedoamn penulisan yang langsung dipraktikkan. Semangat terus, Ibu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks

Dari Mana Ide Menulis Datang

Gelombang Senja