Kiat Menulis Cerita Fiksi

  Tanggal Pertemuan             : 9 Agustus 2021

Resume ke                         : 13

Tema                                 : Kiat Menulis Cerita Fiksi

Nara Sumber                     : SUdomo, S.Pt

Moderator                         : Aam Nurhasanah, S.Pd

Gelombang                       : 19



Karya fiksi merupakan cerita rekaan  yang bukan berdasarkan kenyataan.  Tokoh dan latar yang ada  dalam cerita merupakan imajinatif. Bagi penulis pemula yang belum terbiasa menulis karya fiksi sudah barang tentu merasakan hal yang sulit Mendramatisasi kehidupan dengan mengunakan alur yang harus berlandaskan sebuah tanggung jawab,  mengambil hikmah sebagai ending cerita.   Untuk lebih  memahami tentang bagaimana kiat-kiat menulis karya fiksi, bisa kita simak paparan materi yang disampaikan oleh Bapak Sudomo, S.Pt pada belajar menulis pertemuan ke-13.

Om Jay  mempersilahkan kepada moderator yakni Ibu Aam Nurhasanah untuk memimpin jalannya kuliah online  dan sekaligus memperkenalkan  narasumber bapak Sudomo, S.Pt.  yang merupakan guru IPA SMP Negeri 3 Longsor Lombok Barat. Selain berprofesi sebagai guru beliau sangat mencintai dunia menulis fiksi. Seorang pecinta formula fisika dan  gejala alam.  Mengenyam pendidikan terakhir S1 peternakan Universitas Diponegoro. 

Beberapa contoh karya fiksi Bapak Sudomo antara lain : 1)  Menerbitkan kumpulan fiksi  flas fiction 123 kata tentang ibu dan perempuan berjudul Cermin, melalui jalur self publishing di nulisbuku.com tahun 2011. 2)  Menerbitkan sekitar 30 judul antologi.flash  fiction / cerpen bersama penulis lainnya lewat jalur self publishing di nulisbuku.com tahun 2011-2014   3) Menuliskan antologi flash fiction bersama penulis lainnya berjudul The Cogge SHP Chricles  lewat penerbit PT By Pass tahun 2012.  dan masih banyak lagi.  Untuk Karya non fiksi adalah 1)  menerbitkan buku saku wisata Lombok seri pantai berjudul Dong Ayok ke Lombok! bersama penulis Lombok lainnya lewat penerbit DIMENSI PUBLISHING tahun 2013;   2) Menerbitkan buku antologi bersama penulis lainnya berjudul My Life As Blogger  lewat jalur self-publishing nulisbuku.com tahun 2015.

 Sebagai alumni belajar menulis gelombang 16, beliau membuat  resume yang  mempunyai  gaya tersendiri yang sangat berbeda yakni dengan menuliskan gaya fiksi. Beliau  menggunakan tokoh anaknya sebagaimana yang Ibu Aam sampaikan yang mana sebutan "besan" tersemat karena mempunyai anak yang seumuran.   contoh resume gaya fiksi beliau dapat dilihat https://bianglalakata.wordpress.com/2020/11/18/pahlawan-literasi-harapan-besar-dari-hal-kecil/ Gaya tutur yang berbeda dan unik membuat beliau  sangat produktif.  Karya-karya beliau banyak  diterbitkan pada penerbit indie maupun mayor. 

Sudah sering kali kita membaca karya-karya fiksi  yang saat ini  ditampilkan sebagai  promo di media sosial. Hanya beberapa persen  dari cerita  kita bisa membaca,  seutuhnya  harus mendownload apliaksi dengan beberapa penawaran  dari berbagai versi.  Bisa menggunakan jasa iklan, pembelian koin dan lain-lain. Tulisan yang menggantung membuat penasaran bagi pembaca. Mereka akhirnya berkeinginan membaca keseluruhan.  Itulah  salah satu strategi dalam pemasaran. Untuk pemasaran buku sudah kita pelajari pada pertemuan sebelumnya. 

Bahasa cerpen ataupun novel  menggunakan bahasa tutur  yang komunikatif. Pembaca sering di buat hanyut dalam alur /plot dan ikut terbawa oleh suasana psikis yang ada dalam cerita tersebut.  Bahkan dengan kepiwaian penulis jika tokoh dalam cerita menceritakan duka yang mendalam, pembaca pun juga ikut kesedihan yang luar biasa. 

Bapak Sudomo sengaja mengemas resume beliau menggunakan bahasa tutur. Begitu membaca di awal  paragraf kita sebagai pembaca sudah dibuat penasaran bagaimana cerita kelanjutannya. Muatan materi yang ada di dalam cerita menjadi bagian dari bahasa tutur sehingga  pembaca  bisa memahami isi dengan baik. Sangat inovatif, kreatifitas Bapak Sudomo perlu ditiru. Kreatifitas beliau jika  diterapkan guru dalam proses pembelajaran akan sangat bagus. Bagaimana pelajaran bisa dikemas sehingga siswa mampu menyerap materi pembelajaran dengan melakukan pemahaman diawali dengan keingintahuan.

Baiklah...,  kita sudah penasaran bagaimana  cara yang dilakukan oleh bapak Sudomo  dalam membuat karya. Apa  kiat-kiat menulis karya fiksi?   Beliau menyampaikan beberapa hal  yang harus dilakukan penulis yang berkaitan dengan cerita fiksi yakni mengapa kita harus menulis fiksi, syarat menulis fiksi, apa saja bentuk cerita fiksi dan unsur unsur pembentuk cerita fiksi

 Mengapa  Harus Menulis Fiksi

Alasan utama yang disampaikan Bapak Sudomo adalah tulisan fiksi  merupakan salah satu materi  tes asesmen kompetensi minimum (AKM)  yakni  teks literasi fiksi. Untuk itu sebagai guru harus bisa menulis fiksi dengan tujuan  agar mudah menyediakan soal latihan bagi siswanya.   Menulis fiksi juga akan berpengaruh pada peningkatan kompetensi guru sebagai bagian dari pengembangan profesi. Kumpulan cerita fiksi bisa dibukukan sebagai syarat kenaikan pangkat. Dalam hal ini karya fiksi yang berupa  novel termasuk kategori  karya seni kompleks. dan kumpulan cerpen  termasuk  kategori karya seni sederhana.

 Syarat menulis fiksi

 Untuk mempermudah menulis karya fiksi langkah  awal harus mempunyai  komitmen yang kuat, kemauan melakukan, riset, banyak membaca karya fiksi, mempelajari KBBI dan PUEBI, memahami dasar menulis fiksi, dan menjaga konsistensi menulis fiksi.  

Apa saja bentuk cerita fiksi

Beberapa bentuk fiksi antara lain fiiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen, prosa, novela, dan novel. Yang membedakan dari beberapa bentuk fiksi tersebut adalah terletak pada kompleksitas konflik cerita. Selain itu ada juga batasan kata dan ada juga yang menggunakan batasan paragraf.

 Unsur-unsur pembentuk cerita fiksi

Unsur unsur tersebut meliputi:  tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang.

Tema merupakan ide pokok cerita. Tips untuk menentukan tema antara lain harus dekat dengan penulis, menarik perhatian penulis,  bahan mudah diperoleh dan ruang lingkup terbatas. Kemudian cara menentukan tema ialah menyesuaikan dengan minat, mengangkat kehidupan nyata, imajinasi membaca dan mendengarkan curhatan hati. Contoh tema : Berkah Kejujuran,  Pendidikan dan Kemiskinan,  Persahabatan Tiga Anak SD,  Pengalaman  Siswa Selama Belajar di Rumah,  Perjuangan Guru Selama Pembelajaran Jarak Jauh.

Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Terdiri dari karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi.

Contoh premis: Seorang anak memiliki kemampuan sihir bersekolah di sekolah sihir yang harus melawan penyihir jahat demi kedamaian bumi.

Dari contoh jika dijabarkan adalah sebagai berikut: 

*karakter*: anak

*tujuan tokoh*: kedamaian bumi

*rintangan*: melawan penyihir jahat

*resolusi*: belajar sihir

Alur/ Plot 

Alur/ plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Adapun macam-macam alur: Alur maju, alur mundur,  alur campuran, alur flashback  dan alur kronologis. Sedangkan unsur unsur alur/plot antara lain pengenalan cerita,  awal konflik menuju konflik', konflik memuncak/klimaks, penyelesaian/ending.  unsur-unsur alur atau plot tersebut urutannya bisa diubah tergantung pada jenis alur yang di pilih.

Penokohan
Merupakan penjelasan selangkah demi selangkah,  penjelasan detail tentang karakter dalam cerita. Macam-macam tokoh antara lain protagonis, antagonis dan tritagonis. Teknik penggambaran tokoh antara lain analitik fisik dan perilaku tokoh,  lingkungan tokoh-tokoh dan penggambaran oleh tokoh lain.

Latar atau setting
Penggambaran waktu tempat dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. Jenis-jenis latar yaitu latar waktu, latar tempat,  latar suasana, latar sosial, latar  material dan latar integral

Sudut pandang
Tebakan cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita. Macam-macam sudut pandang antara lain orang pertama tunggal orang pertama jamak, orang  kedua, orang ketiga tunggal,  orang ketiga jamak dan campuran.
 
Bagaimana kiat menulis cerita fiksi
Merupakan proses kreatif menulis.  Beberapa kegiatan yang dilakuan untuk menilai cerita fiksi adalah: niat,  membaca ide dan genre, outline, menulis, swasunting dan publikasi 

Niat  
Menulis harus mempunyai nilai yang kuat  yang merupakan motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan. 

 Membaca
 Upaya menemukan bahan belajar atau referensi terkait pemilihan kata, sebagai dan teknis penulisan. 

Ide dan Genre
 Segera catat saat ide mendadak muncul, menemukan ide dengan cara mengembangkan imajinasi,  pemilihan genre di sesuaikan dengan yang disukai dan yang dikuasai. 

Out line
 Merupakan kerangka yang disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi. Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita. Membuat premis sesuai dengan tema. menentukan uraian alur atau plot berdasarkan unsur-unsurnya. Menentukan  penokohan kuat berdasarkan jenis teknik penggambaran watak tokoh dengan baik.  menentukan latar setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail. Memilih sudut pandang penceritaan yang unik. 

Menulis
Membuka cerita dengan baik (dialog. prolog, kutipan kata unik dan konflik. Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memanfaatkan secara jelas kepada pembaca. Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh. Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan  memperkuat imajinasi. Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas. Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata atau diksi. Membuat ending yang baik. 

Swasunting
Dilakukan setelah selesai menulis.  jangan menulis sambil mengedit, fokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan gambar dan kata baku dan istilah aturan penulisan ejaan dan lebih cerita. Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai pemimpin agar tega menyunting tulisan sendiri. Jangan lupa menyiapkan kamus besar bahasa Indonesia KBBI dan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia ( PUEBI) 

Dalam kesempatan terakhir Bu Aam memancing pertanyaan  Bagaimana mengasah teknik show don't tell (Menunjukan tapi tidak memberitahu)? Sebuah pertanyaan yang bagus yang mewakili para peserta untuk mengetahui lebih mendalam. Karena gaya tulisan cerpen sangat berbeda dengan tulisan non fiksi. Pemilihan kata yang unik,  jika kita tidak memahami  cara pemakaian kata maka tulisan kita menjadi kaku.

Bapak Sudomo menuturkan bahwa biasanya akan mengalami kesulitan saat newbie saat ingin menulis cerpen.  Untuk melakukan penulisan  tahap  awal  harus memahami teknik show don't tell terlebih dahulu. Sebagai contoh mudah bisa mulai berlatih dari kata sifat, misalnya sedih. Dengan teknik ini kita akan membangun suasana sedih tokoh tanpa harus menuliskan kata sedih.

 Contoh:Tehnik tellMira sangat sedih melihat jenazah ibunya.

Tehnik show ~ Dadanya terasa sesak, napas terasa tersekat di tenggorokan, terdengar isakan dibarengi dengan derai air mata yang tak kunjung usai sembari menatap tubuh wanita yang melahirkannya terbujur kaku di ranjang.

Paparan kiat menulis fiksi sudah kita dapatkan dari Bapak Sudomo. Alangkah baiknya jika kita praktekkan. Pemilihan kata dengan teknik show yang dicontohkan oleh beliau dapat digunakan modal dasar  untuk memulai menulis. Jika ada ide  langsung kita simpan dan kita tulis. Dengan membuat kerangka tulisan akan mempermudah  membuat alur cerita. Tulislah apa yang ada di dalam pikiran kita. Yang harus digaris bawah adalah jangan menulis sambil melakukan pengeditan, untuk  menghindari hilangnya kalimat yang sudah siap kita tuangkan akibat aktifitas tersebut.

Hanya dengan berteori tanpa praktek,  apa yang kita peroleh akan hilang bersama dengan hembusan waktu. Mari kita berkarya....

Komentar

  1. Resume yang lengkap. Semoga dapat dipedomani untuk praktik menulis fiksi. Ditunggu hasilnya. Sukses buat ibu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gelombang Senja

Membangun Digital Space yang Aman Untuk Anak

BUku Mahkota Penulis, Buku Muara Penulis