Menjadi Penulis Buku Mayor

  •  

 Tanggal Pertemuan             : 6 Agustus 2021

Resume ke                         : 12

Tema                                 : Menjadi Penulis Buku Mayor

Nara Sumber                     : Joko Irawan Mumpuni

Moderator                         : Mr. Bams

Gelombang                       : 19



Kita tentu sudah mengenal berbagai  macam penerbit.  Buku yang sering  kita baca selalu tercantum nama penerbit. Berangkat sebagai penulis pemula tentu sebuah pengetahuan baru akan keberadaan penerbit yang akan mencetak naskah kita.  Naskah yang diterbitkan  pada penerbit mayor merupakan kebanggaan tersendiri.  Hal tersebut merupakan prestasi yang luar biasa. Bagaimana agar bisa  menjadi bagian dari penerbit mayor,  pada pelatihan belajar menulis bersama PGRI , akan dibahas oleh   bapak Joko Irawan Mumpuni yang dimoderatori oleh Mr. Bams  dengan  tema " Menjadi Penulis Buku Mayor"

Kata sapaan  yang khas dari Mr. Bams  "Nikmati kelas dengan  bahagia, tersenyumlah  agar imun bertambah, nikmati materi narasumber dengan antusias mengawali pelatihan belajar menulis, untuk mempersiapkan diri untuk menjadi  bagian dari komunitas pembelajaran bersama Bapak Joko Irawan 

Sebelum paparan materi kita mengenal dulu profil Bapak Joko Irawan Mumpuni.  Beliau merupakan Direktur Penerbit Andi. Selain itu beliau  merupakan Anggota Dewan Pertimbangan IKAPI DIY, Ketua 1 IKAPI, bersertifikat BNSP, Asesor BNSP. Bukan waktu yang singkat,  hampir 20 tahun berkecimpung  dalam dunia penerbitan sebagai penulis dan aktif di Asosiasi Penerbit  di Indonesia.  


Bagaimana menulis buku yang diterima penerbit mayor

Penerbit merupakan sebuah industri perbukuan yang harus memperhitungkan profit demi kelangsungan perusahaan. Menjaga mutu dan kualitas agar buku yang diterbitkan laku di pasar.   Banyaknya naskah yang masuk, menyebabkan penerbit melakukan seleksi ketat. Penerbit Andi setiap  bulan menerima    300 sampai dengan 500 judul dan hanya diterbitkan 50 sampai dengan 60 judul. Jika tidak memenuhi syarat akan di kembalikan.

Penerbit melakukan standardisasi untuk kelayakan naskah yang akan diterbitkan. Prioritas pasti naskah tersebut bisa dijadikan buku dan laris terjual. Penerbit Andi melakukan pengelompokan buku yang terjual di pasar.  Buku yang terjual di pasar  dikelompokkan menjadi 2  yakni buku teks dan buku non teks. Buku teks meliputi buku pelajaran /BUPEL (SD, SMP, SMA) dan Perguruan Tinggi/PERTI ( Eksakta dan Non Eksakta). Buku non teks meliputi buku fiksi (sastra anak rumah komik ) dan non fiksi ( buku anak,  rumah umum popular, komputer,  agama).

Buku teks merupakan buku yang  digunakan dalam kegiatan akademik bagi pelajar dan mahasiswa. Sedangkan buku non teks sering cenderung disebut buku buku populer karena kontennya berupa apa saja yang populer dan dibutuhkan masyarakat. 

Praktek di lapangan masyarakat tidak mengelompokkan menjadi bagian yang terpisah-pisah. Buku apapun yang penting bisa dijadikan sebagai bahan referensi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam rangka keperluan mendapatkan jenjang akademik yang lebih tinggi. 

Oleh  karena  penerbit merupakan  lembaga profitable, maka penulis juga harus paham cara berpikir industri penerbitan agar naskah tidak ditolak.  Naskah yang baik adalah naskah yang suatu saat bisa dijadikan buku dan buku tersebut mempunyai  masa jangka  waktu yang tidak terbatas. 

 gambaran industri penerbitan secara lengkap


Naskah apa yang bisa diterima penerbit? 

Ekosistem penerbitan secara sederhana dapat dideskripsikan,  penulis menyetor naskahnya  ke penerbit. Penerbit melakukan proses mulai dari seleksi naskah, melakukan pengeditan dan sebagiannya  hingga naskah bisa diterbitkan atau  terjadi penolakan. Jika naskah sudah diterbitkan, maka akan memasuki jalur distribusi  dan pos akhir jatuh ke pembaca.


             penyederhanaan ekosistem Penerbitan 

Naskah yang sudah masuk ke penerbit , terjadi proses seleksi yang akan menentukan  diterima atau di tolak. Dalam hal ini  penerbit Andi mempunyai indikator yang sudah ditetapkan. Adapun sistem penilaiannya adalah Sebagai berikut:

  1. Editorial ~ bobot  ± 10 %
  2. Peluang Potensi Pasar ~ bobot  ± 50 - 100 %
  3. Keilmuan  ~ bobot    ± 10 %
  4. Reputasi Penulis  ~ Bobot    ± 10  - 100%

Naskah yang seperti apa yamg terbitkan, dibawah ini  beberapa alasan naskah ditolak atau diterima
  1. Tema tak Populer, Penulis populer
  2. Tema tak populer, Penulis populer
  3. Tema populer penulis populer
  4. Tema populer , penulis tak populer

Naskah yang temanya tidak populer kemungkinan sangat kecil untuk diterima penerbit. Jika  bisa diterbitkan maka buku tersebut tidak akan laku lagi, karena tidak diperlukan oleh oleh masyarakat. Namun jika tema yang kita angkat tema-tema populer  dan posisi kita sebagai penulis pemula yang jauh dari populer, Bapak Joko Irawan dalam ruang diskusi  memberi informasi bahwa jika  penolakan karena alasan penulis tidak populer, penerbit akan menyarankan menggandeng penulis yang sudah populer sebagai partner  terkait tema yang akan dibukukan.  Sekilas pengalaman dari Bapak Joko Irawan yang saat itu bermimpi menjadi orang terkenal. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan bersahabat dengan penulis yang sudah mapan. Beliau bersedia membantu menyempurnakan tulisan tersebut sampai 4 judul hingga pada judul ke 5 sudah memakai nama sendiri. 

Berbeda dengan naskah fiksi, jika naskah kita tidak populer pada saat itu, Bapak Joko Irawan  menganjurkan untuk  menulis  sampai selesai.  Kemudian dilanjutkan dengan menulis  judul yang lain bahkan  bisa  menggunakan genre yang berbeda. Hal tersebut dilakukan karena naskah fiksi sering mengalami pasang surut, banyak  aspek sebagai pemicu. Misalnya saat ini lagi tren genre sastra serius dan sebelumnya laris fiksi K Pop, dan sebelumnya lagi novel-novel idealis. Untuk tema  karya fiksi jika pada masa itu bukan termasuk tema yang populer maka solusi yang tepat adalah disimpan dahulu, jika sudah masanya tren maka dikeluarkan lagi. 

Mengapa naskah kita ditolak oleh penerbit,  kita dapat melihat grafik tren buku yang tidak begitu laku di pasaran. Bapak Joko memberikan contoh tema tentang batu akik laku sekitar tahun 2013 sd 2014 yang saat ini sudah tidak tren. Sebagai penulis harus bisa memilih tema-tema yang saat ini digandrungi oleh masyarakat, bukan tema-tema yang sudah basi. Karena jika memungkinkan akan dipasarkan tidak akan ada calon pembeli yang tertarik.



 Grafik tren buku yang tidak laku

Tema-tema yang sudah mati tidak boleh diangkat lagi. Misalnya tema-tema yang sudah mati karena Corona.

                           

 Contoh judul buku yang sudah tidak  tren


Sebaliknya, jika tema buku yang sedang boming maka pemasarannya pun akan cepat laku. Untuk mengetahui tema yang kita angkat sedang dibutuhkan masyarakat atau tidak, kita sebagai penulis pemula bisa mencari informasi kepada teman, kolega atau di media. Misalnya kita dapat informasi tentang petunjuk isolasi mandiri baik untuk POSITIF COVID maupun KELUARGANYA. Buku-buku yang mengambil tema-tema populer akan bisa mempertahankan harga dengan baik.  Hal tersebut dapat dilihat dalam grafik yang tidak pernah mencapai angka nol. 

  
 Grafik pemasaran buku yang stabil

Tema-tema di bidang-bidang baru karena korona akan mengangkat jumlah penjualan buku dan akan laris di pasaran.


 Contoh judul buku yang sedang tren


 jika tema telah bagus, penerbit akan mengecek reputasi penulisnya, salah satu dapat ditelusuri dari Google Schoolar. Jika kita sebagai penulis pemula jauh harapan dari reputasi. Namun kita bisa menggandeng penulis yang sudah mempunya reputasi.



 Reputasi penulis terlihat dalam tampilan google schoolar


Apakah seorang penulis hanya akan mengandalkan reputasi? Sudah barang tentu dari segi material pasti sangat diinginkan yang berupa royalti. Sudah semestinya seorang penulis memperoleh keuntungan yang ganda.

Apa yang penulis peroleh?
  1.  Peningkatan financial royalti diskon pembelian langsung seminar mengajar
  2.  Peningkatan karir, adanya kebutuhan peningkatan status jabatan, peluang karir di institusi institusi atau perusahaan
  3.  Kepuasan  batin, toko sebagai karya monumental yang akan dikenang sepanjang masa
  4. Reputasi , buku sebagai karya yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulis

Pertimbangan penerbit dalam menentukan oplah atau jumlah cetak 


Berapa jumlah cetak yang akan diterbitkan tergantung perkiraan masa berlakunya tema berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Untuk karya populer dengan memperhatikan analisa di google tren. Penerbit akan menentukan operasi tinggi jika buku itu dinilai mempunyai market lebar dan lebar cycle panjang. Artinya buku itu akan tetap relevan di masa yang akan datang dan dalam waktu yang panjang. 

Memahami karakteristik penerbit dan tren pasar suatu keharusan. Sebagai penulis harus proaktif tentang permintaan penerbit. Misalnya  jika penerbit tersebut membidangi kerohanian maka kita juga harus membuat  naskah yang kontennya keagamaan dan sebagainya. Dalam hal ini menurut penuturan Bapak Joko Irawan Penerbit Andi tidak  akan menerima konten naskah yang berbau pornografi dan politik praktis. Jika kita mengirim naskah yang tidak sesuai dengan permintaan penerbit  maka naskah kita akan tertolak.  

Bapak Joko Irawan telah memberikan banyak paparan,  untuk membantu penulis pemula agar bisa menjadi penulis buku mayor.  Banyak hal yang dapat kita lakukan. Dengan menemukan ide-ide  melalui indra pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap dan sentuhan maka langkah-langkah menjadi penulis akan didapatkan.  Banyak mencari informasi dengan mengikuti pelatihan pelatihan menulis, apalagi di dalam pelatihan tersebut terdapat narasumber dari penerbit mayor seperti halnya Bapak Joko Irawan dari Penerbit Andi. Berteman dengan sesama penulis, akan mempermudah  agar naskah  kita diterima oleh penerbit mayor. Mari kita raih mimpi. Dengan kemauan yang keras maka mimpi suatu saat akan menjadi kenyataan. Selamat berkarya....









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gelombang Senja

Membangun Digital Space yang Aman Untuk Anak

BUku Mahkota Penulis, Buku Muara Penulis