Teknik Promosi Buku

 anggal Pertemuan              : 23  Agustus 2021

Resume ke                         : 19

Tema                                : Teknik Promosi Buku

Nara Sumber                     : Akbar Zainudin, MM. MJW

Moderator                         : Ibu  Kanjeng

Gelombang                       : 19

Tidak kenal maka tidak akan sayang.  Kecintaan terhadap sesuatu berawal dari tampilan pertama. Tampilan yang menarik merupakan magnet bagi penikmat kepuasan. Begitulah konsep penjaja produk yang ingin segera dibeli oleh konsumen. Buku yang sudah tercetak sudah semestinya bisa dinikmati oleh para pembaca dikalangan masyarakat luas. Bagaimana agar buku kita bisa menyebar dan bisa dipasarkan,   dalam hal ini Bapak Akbar Zainudin, MM. MJW akan manyampaikan tentang ' Teknik Promosi Buku.

Sudah memasuki pertemuan ke 19.kegiatan belajar menulis bersama Omjay dan PGRI. 18 pertemuan sudah dilalui. Detik-detik terkhir menyiapkan mental untuk segera bangkit untuk segera bisa menyelesaikan resume. Omjay memberikan semangat kepada peserta  mewujudkan impian untuk mendapatkan mahkota dengan karya buku solo. "Menaklukkan ribuan orang belum tentu disebut sebagai pemenang. Tapi mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang."

Mengenal  sosok Bapak Akhbar Zainudin, MM, MJW.  Beliau lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 7 Februari 1973. Merupakan alumni Pondok Modern Gontor tahun 1991. Mengenyam pendidikan S1 di UIN Jakarta dan S2 di Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya, Jakarta dan sedang menyelesaikan program Doktor Manajemen SDM di Universitas  Negeri Jakarta. 

 Sudah tidak asing di telinga kita    " Man Jadda Wajada"  yang merupakan  kalimat  motivasi dan sangat kental dengan Pondok Pesantren Gontor.  "Siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkannya. Bapak  Akbar Zainudin telah menjabarkan  melalui tangan dingin beliau dengan menorehkan  banyak karya buku. 

Beberapa  buku karya Bapak Akbar : "Man Jadda Wajada,  Man Jadda Wajada  2, Man Jadda Wajada 3,  10 Jalan Sukses, Hasanah Dunia Akhirat, Berwirausaha Modal Man Jadda Wajada, Man Jadda Wajada: Ketika Sukses Berawal dari Pesantren, Man Jadda Wajada for Teen, UKTUB: Strategi Menulis B buku dalam 180 Hari, biografi jenderal Dicky Wainal Usman, Big Motivation, Diary Santri dan diary Man Jadda Wajada." dan buku terbaru beliau adalah "The Power of Man Jadda Wajada." Semacam penyempurnaan dari "Man Jadda Wajada" seri pertama. 

Ibu Kanjeng  sebagai moderator  mengenalkan narasumber dan mengajak para peserta untuk  menjadi penulis handal.  Kata kata motivasi yang luar biasa. Bagaimana tidak, sebagai penulis pemula  yang diibaratkan kecambah baru tumbuh,  sudah dihadapkan tantangan menjadi penulis yang sudah kawakan.   Ibu Kanjeng  memang sungguh sang  motivator. Semoga bisa meniru jejak langkah beliau.

Buku yang berjudul   "Man Jadda Wajada"  Merupakan  buku solo karya bapak Akbar Zainudin  yang pertama. Sebelumnya  beliau  menulis beberapa buku antologi. Buku tersebut  saat ini merupakan cetakan ke-13, dan sudah beredar sebanyak  55.000 eksemplar.     Sangat luar biasa, energi penarik yang di dalamnya penuh makna. Dengan  cetakan kesekian kali menandakan buku tersebut tidak lekang di makan waktu.   Setelah buku "Man Jadda Wajada"   beliau terus produktif hingga menuliskan 15 buku, dengan rentang waktu  dari  tahun 2010 hingga sekarang. 

Untuk selanjutnya beliau mengenalkan buku tentang menulis yakni UKTUB dan buku Panduan Menulis Buku dalam 180 hari yang sangat bagus untuk dimiliki  para penulis pemula. Materi tentang strategi pemasaran  beliau ambil dari kedua buku tersebut. Di dalamnya juga tercantum alamat  150-an penerbit  yang bisa dikirimi naskah,  anggota IKAPI. 


Adapun YouTube beliau tentang cara promosi buku agar best seller dapat dilihat pada link: https://www.youtube.com/watch?v=lZhAixv86wA

Sebelum menulis  target pembaca harus diketahui terlebih dahulu. Pembaca yang kita bidik akan menentukan jenis  dan muatan  tulisan.  Apakah pembaca yang kita bidik dari kalangan orang tua, remaja, anak -anak ataupun dari kalangan  berbagai profesi. Sudah barang tentu mempunyai strategi yang berbeda beda pula. 

Strategi pemasaran yang disampaikan Bapak Akbar Zainudin terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi). 

Strategi Produk

Strategi tersebut  lebih banyak menjadi tanggung jawabnya penerbit. Penulis diposisikan   untuk  memberi masukan siapa target pembaca  dan apa kebutuhan mereka terhadap buku kita. Jadi, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens. 

Strategi Harga 

Penentuan  harga buku biasanya juga  menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa).Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain)

Strategi Distribusi

Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal. 
Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah: 
  1.  Melalui MLM (Multilevel Marketing)
  2.  Melalui Penjualan Langsung
  3.  Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan lain-lain).

Strategi Promosi

Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan adalah:

 Pertama, launching buku. Merupakan  program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Hal tersebut yang  mengadakan bisa penerbit maupun penulis  dan yang membiayai launching buku tersebut bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit  jika buku kita akan laku. Menurut Bapak Akbar,   di toko-toko buku Gramedia sudah  ada tempat untuk launching buku. Tinggal Kita memanfaatkan tempat  tersebut dengan  mempromosikan acaranya.

Kedua, bedah buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku baik secara online maupun offline. Offline artinya kegiatan yang  diselenggarakan  bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya. Atau di semua tempat dan situasi yang memungkinkan untuk kita tawarkan bedah buku. Online artinya kegiatan yang diselenggarakan bisa menggunakan Facebook, Instagram, WatshApp group, Zoom dan sebagainya. Kegiatan bedah buku berapapun yang hadir tetap kita selenggarakan terus menerus, apalagi di era digital dengan direkam, diupload di medsos akan semakin orang mengenal kita. 
 
Ketiga, menyelenggarakan  seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Bapak Akbar memberi contoh  buku  Motivasi dan Menulis. Maka secara berkala beliau akan  menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis. Seminar atau workshop , pertama-tama bisa dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Namun harus dilakukan secara kontinyu dan berkala. baik secara offline maupun online.

Keempat, membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa.   Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. Dalam komunitas tersebut kita bisa membagikan  materi-materi yang ada di buku secara berkala sehingga anggota komunitas ini ini mendapatkan manfaat. 


Kelima, membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.
Bapak Akbar memberi contoh dari Dewa Eka Prayoga yang berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller. Tentu  saja reseller mencapai  puluhan ribu dari  berbagai produk. Beliau sendiri  sedang membangun jaringan reseller   sekitar 100an orang.

Keenam, Melakukan penjualan  di Marketplace. Membuka  toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya) akan meluaskan promosi dan distribusi. Yang diperlukan dalam Marketplace adalah keberadaan kita dan ketersediaan buku kita.  Jadi jika  ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

Ketujuh, memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku.Memanfaatkan followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. Namun kita hindari konten yang setiap hari berisi jualan. Kita melakukan sharing tentang  pengetahuan kepada para pembaca  sehingga mereka merasa ada manfaat baru selling. Dengan adanya kebermanfaatan yang kita salurkan kepada mereka maka akan tumbuh ikatan batin sehingga akan memudahkan  dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.
 

Sebagai penulis akan dihadapkan pada dilema, apakah tulisan hanya akan kita konsumsi sendiri. Agar bisa dimanfaatkan orang lain perlu mempelajari ilmu pemasaran. Cara memasarkan produk   melalui  promosi baik offline maupun online.  Kita sering menemui gaya penjual dalam menawarkan barangnya melalui medsos. Bahkan orang orang terdekat kita, sering membuat jengkel. Setiap saat konten  Facebook atau Instagram yang mereka tampilkan hanya produk jualan. Tampilan tidak bersahabat, dan tidak ada komunikasi  berupa sentuhan nurani yang saling memerlukan. Kesan yang ditimbulkan adalah keuntungan sepihak. 

Pada kondisi lain kita menemui orang yang mengajak pertemanan. Sebenarnya tujuan mereka adalah melakukan promosi.  Namun dia mampu membaca apa yang kita perlukan.. Dengan menawarkan solusi, trik trik atau cara menjaga kesehatan  dan sebagainya, ada greget untuk mengetahui lebih dekat..  Padahal mereka sesekali menawarkan promosi produk.  Apalagi jika produk tersebut  berupa buku yang  sangat kita perlukan.  Ternyata benar apa yang disampaikan Bapak Akbar, Ikatan harus dibangun dan baru melakukan selling. 

Sebagai penulis pemula, bisa menulis  dengan baik, itu sudah suatu kebanggaan. Apalagi  buku sudah bisa diterbitkan. Untuk melakukan promosi yang lebih luas memerlukan waktu, tenaga dan pikiran yang lebih ekstra. Kita ditantang untuk menjadi seorang entrepreneur sejati. Namun tantangan harus di jalani jika menginginkan buku kita bisa terjual lebih banyak bahkan best seller. Bagi penulis pemula merupakan mimpi, namum tidak menutup  kemungkinan jika Allah menghendaki. "Man Jadda Wajada," walaupun belum membaca isi buku karya bapak Akbar, sungguh sangat menginspirasi. Terimakasih Bapak Akbar....

Komentar

  1. Alhamdulillah, semoga segera terbit buku dan di lancarkan pemasarannya

    BalasHapus
  2. Semakin indah rangkaian tulisan. Padat pula isi yang diaajikan. Swmoga segera terwujud buku yang dimimpikan. Selanjutnya, laris meanis terjual berkat ilmu pemasaran dari Pak Akbar. Semangat!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks

Dari Mana Ide Menulis Datang

Gelombang Senja