Yuk Cegah Cyber Bullying

 Resume  ke- 4    GMLD

hari/Tanggal ; Senin, 8 Nopember 2021

Narasumber :  Wijaya Kusuma,M.Pd

Moderator :  Rosminiyati, S.Pd



Penggunaan Internet meningkat tajam dikala kondisi Covid 19. Waktu yang digunakan untuk berselancar di dunia maya, mendatangkan banyak reaksi. Apakah sebuah kemajuan atau kemunduran akhlak? Sudah siapkan  masyarakat kita menghadapi pesatnya laju perkembangan  teknologi informasi? Maraknya perundungan di media sosial atau dengan istilah cyber bullying menjadi perdebatan di semua kalangan.  Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dirilis pada tahun 2019, tercatat 49% pengguna internet pernah menjadi korban cyberbullying. 

GMLD pada pertemuan ke-4 masih dikawal oleh narasumber hebat yakni Bapak WIjaya Kusuma atau Om Jay sebagai Guru Bloger Indonesia dan sekaligus sebagai founder pelatihan menulis  berbicara dan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) Sebagai moderator  Ibu Rosminiyati  kawan seperjuangan d belajar menulis gelombang 19 telah melejit karirnya, beliau juga baru saja  dinobatkan  sebagai pemenang juara 2 lomba blog di tahun 2021. Pada kesempatan ini  Om Jay mengajak  kita untuk memerangi perundungan di media sosial dengan membawa tema " Yuk Cegah Ciberbullying".

Apa  itu Cyberbullying?

Menurut penjelasan Om Jay melalui pesan chat di WA grup GMLD  Cyberbullying adalah anti-sosial yang melecehkan ataupun merendakan seseorang, kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja yang dilakukan secara online maupun atau di dunia siber.

Bullying berasal dari bahasa Inggris yang berarti perundungan, yang saat ini istilah tersebut menjadi familiar. Sebelum adanya dunia siber perundungan sebenarnya  sering dilakukan dimana saja.  

Ada beberapa macam bentuk bullying yakni bullying fisical (memukul), bullying verbal (mengejek dan mengolok-olok), bullying sosial  (meyebarkan gosip),  dan cyberbullying.

Di antara empat macam bentuk bullying  tersebut,  cyberbullyimg paling berbahaya karena bersifat online, mempunyai efek yang luas dan penyebarannya begitu cepat.   Kejamnya kejahatan siber, mempunyai efek yang sangat  fatal jika orang yang mengalami perundungan mempunyai mental yang sangat lemah. Dapat mengakibatkan kesedihan yang luar biasa, depresi bahkan bisa mengakibatkan bunuh diri. 

Si penyerang bersembunyi rapi dibalik layar,  menyembunyikan identitasnya.  Menyebarkan koment yang pedas, tak senonoh  di media sosial dan internet dengan dilihat  semua teman, keluarga dan oleh siapa saja, di segala penjuru yang terkoneksi dengan jaringan online. 

Saat ini dengan mudahnya menjatuhkan karakter seseorang, dengan hanya bermodal memainkan jari kecil dalam hitungan menit sudah terekspos. Jejak digital tidak bisa dihapuskan, seandainya dihapus pun akan membekas bagaikan kerak yang sudah terpatri. 

Perundungan siber bisa di alami  siapa saja, baik orang dewasa maupun anak remaja. Bagikan anak panah yang melunsur tajam tidak ada ampun menyerang sasaranya. Mereka sama sekali tidak mempunyai hati. 


Sungguh miris, tingkat kesantuanan di dunia maya masyarakat Indonesia sangat  rendah. Bagaimana para netizen di Indonesia yang saling hujat tiada ampun. Mereka tidak menyadari suatu saat akan berurusan dengan hukum. 

 Apa yang dapat di lakukan terhadap cyberbullying? 

OmJay dalam dalam paparannya menuliskan beberapa   tindakan yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menghentikan cyberbullying antara lain:  

1. Jangan merespons. 

Para pelaku bullying selalu menunggu reaksi korban. Untuk itu jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak merasa diperhatikan

2. Jangan membalas aksi pelaku.

 Membalas apa yang dilakukan pelaku cyberbullying akan membuat Anda ikut menjadi pelaku dan makin menyuburkan aksi tak menyenangkan ini

3. Simpan semua bukti. 

Karena aksi ini terjadi di media digital, korban akan lebih mudah mengcapture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu lainnya yang dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke pihak yang bisa membantu.

4. Segera blokir aksi pelaku. 

Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentu komentar, pesan instan, gunakan tool preferences/privasi untuk memblok pelaku.

Yuk bersama kita cegah cyberbullying

Menjadikan lingkungan yang aman akan lebih baik daripada saling mengejek, saling mengolok-olok yang tiada ujung pangkalnya. Seorang pembully sebenarnya merasa gelisah akan kekurangan yang dimiliki, kalah saing, namun dia merasa memiliki power. Penindasan yang dilakukan mempunyai tujuan untuk menutupi kekurangannya tersebut

Untuk itu pandai bersikap dalam menggunakan media sosial merupakan tuntutan. Orang yang membully dan yang dibully sama gelisahnya. Ibarat sebuah pepatah menang jadi arang kalah menjadi abu. Pembully walaaupun mempunyai kuasa, setelah melakukan tindakan ya tidak akan terpuaskan. DIa berada dalam dunia siber, banyak mata yang mengawasinya. 

OmJay menjelaskan beberapa penyebab terjadinya cyber bullying   yang  membuat Anda menjadi korban antara lain: 

1. Tidak posting terlalu sering atau banyak

Posting terlalu sering dan banyak bisa mengganggu orang lain. Oleh karena itu, posting terlalu sering dan banyak dapat memancing adanya cyber bullying.

2. Hindari konten posting-an yang aneh

Apapun yang diunggah ke sosial media, pasti menimbulkan pro dan kontra. Terlebih ketika posting sesuatu yang dianggap aneh dan mengundang bully, meskipun hanya bully di dalam hati. Oleh krena itu, sebagai pengguna social media, sebaiknya batasi mengunggah konten yang mengganggu.

3. Pintar-pintar memilih teman di sosial media

Akun media sosial tidak harus selalu terbuka untuk semua orang. 

Dampak buruk dari cyber bullying memicu banyak hal, aktifitas-aktifitas intimidasi dan pelecehan terhadap orang lain. Untuk itu Om Jay mengajak kita semua untuk ikut serta meyebarkan   kampanye dan aksi "Balas yang Baik di sosial media". Kampanye tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan  foto, video dan quotes. 

Kampanye anti cyberbullying harus terus digaungkan. Dengan mengajak teman-teman dan siapa saja untuk turut serta, sehingga terjadi rantai sambung-menyambung sehingga membentuk kesadaran akan bahaya  cyberbullying. 

Om Jay menuliskan kembali apa yang dijelaskan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa  dampak dari cyberbullying lebih berbahaya dibandingkan dengan di dunia nyata, karena   pelaku biasanya mengunggah informasi pribadi orang lain baik dalam bentuk gambar atau video dengan tujuan mempermalukan dan menyakiti korbannya.

Dampak psikologi yang berupa trauma berkepanjangan, karena pelaku mnegajak orang lain untuk ikut menjatukannya, walaupun orang tersebut tidak mengenal.  Untuk itu memerlukan asesmen psikologi untuk melakukan pemulihan. 

Dalam paparannya OmJay membeberkan cara   pencegahan agar anak terhindar dari perundungan di media sosial, sebagai berikut, 

 1. Edukasi anak

Edukasi penggunaan jejaring sosial yang aman harus dilakukan oleh orang tua. Keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak. Orang tua bisa mengawasi aktifitas anak di jejaring sosial,karena akun anak kita sudah programkan sesuai usia. Orang tua berfungsi sebagai pemandu bagi anak. Anak-anak diberi pemahaman mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.

 2. Ajari Anak cara menghadapi perundungan

Mengajari anak untuk tidak mempedulikan dan menanggapi serangan yang menimpa dirinya . Tidak membalas komen dari penyerang agau bahkan kita blokir jika sudah sangat menyakitkan. 

 3. Bimbing anak untuk atur privasi, khususnya data pribadi.

Data-data privasi  anak harus diamankan untuk mencegah menjadi sasaraan sebagai korban kejahatan digital.  Selain itu edukasi tentang konten yang diupload dimedia sosial sangat  penting.  

 Marilah kita tangkal kejahatan syber.  Penyebaran berita bohong, baik berupa gambar, foto, informasi-informasi dan komentar-komentar. Banyak sekali berseliweran berita bohong yang nantinya akan merusak sendi-sendi moral yang seharunya kita jaga. Di Facebook,WathApp, telegram dan lain-lain antara benar dan salah menjadi samar. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan tertentu. 

Melindungi diri dari kejahatan siber bisa dilakukan pengaturan pada fitur-fitur yang tersedia diaplikasi. Memanfaatkan fitur-fitur yang telah tersedia ada akses privasi,hanya teman yang bisa melihat  atau bisa dilihat  oleh semua orang. Pilihan-pilihan yang ada diaplikasi untuk yang mampu melindungi diri. Selain itu, ada fitur untuk menyaring komentar negatif dengan memasukkan kata kunci tertentu.

Cyberbullying sangat menyakitkan. Untuk  itu mencegah akan lebih baik.Memberikan edukasi kepada  para generasi muda yang sebagian  besar pengguna media maya bagaimana selayaknya berinternet. Peran aktif  guru dan orang tua sangat diperlukan.  Sekolah sebagai lembaga pendidikan akademik yang melek digital sebagai garda terdepan, mengandeng orang tua siswa untuk bersinergi, menangkal kejahatan cyberbullying. Semoga kampanye gerakan anti Cyberbullying terus membahana. Sehat Selalu Om Jay yang selalu aktifi dalam kegiatan webinar-webinar menggaungkan literasi digital yang didukung oleh Kemeninfo. Melalui GMLD semoga kami juga akan mampu mengapanyekan cegah cyberbullying 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gelombang Senja

Membangun Digital Space yang Aman Untuk Anak

BUku Mahkota Penulis, Buku Muara Penulis