Mengekspresikan Diri Yang Baik di Media Sosial
GMLD 12
Narasumber : Sri Sugiastuti M.Pd
Moderator : Deni Darmawan , M.Pd
Adab harus dikedepankan dimanapun berada. Penggunaan media sosial sudah masif. Gencarnya pembangunan Infrastruktur layanan komunikasi semakin mempermudah kita melakukan interaksi. Apakah kita sudah menjadi pengguna yang baik?
Pertemuan ke-12 Pelatihan GMLD yang dilaksanakan pada tanggal 28 Nopember 2021 pada pukul 16.00-18.00 WIB yang di moderator Bapak Dail Ma'Ruf, M.Pd dengan narasumber Ibu Sri Sugiastuti, M.Pd melalui media zoom membahas bagaimana mengekspresikan diri yang baik di media Sosial.
Media sosial sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan untuk melakukan sosialisasi dan komunikasi. Beberapa media sosial yang sering digunakan masyarakat karena mudah dalam penggunaannya adlah Facebook, WhatsApp, Instagram, YouTube, Twitter dan lain-lain.
Etika bermedia sosial harus kita kuasai. Ibu Kanjeng dalam paparannya memberikan beberapa cara agar kita bisa menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab.
1. Jangan asal posting konten
Platform media sosial yang kita miliki sangat mudah dalam pengaturannya. Hal tersebut sudah di setting oleh perusahaan masing-masing paltform dengan menyiapkan fasilitas-fasilitas tertentu sesuai dengan kebijakan privasi perusahaan. Konten bisa diupload mana suka dengan pengguna siapa saja.
Namun harus kita sadari bahwa akun medsos bisa dilihat secara publik. Bersikap bijaklah dalam penggunaan media sosial. Kita harus memikirkan apakah konten yang akan kita upload akan menimbulkan masalah. Apakah menyinggung pihak lain atau tidak.
2. Tidak perlu detail mencantumkan informasi
Kejahatan cyber saat ini marak dilakukan di media sosial. Hindari mencantumkan data-data pribadi di media sosiial dengan mencantumkan identitas detail. Apalagi permitaaan username dan pasword, tanggal lahir, NIK, nama ibu kandung lain-lain. Kita sering mendengar pembajakan akun dan bahkan kita sendiri mengalaminya. Protect your privacy!
3. Jaga etika
Tidak ada yang melarang kita dalam penggunaan media sosial. Namun bukan berarti kita bebas tanpa batas. Etika sosial harus kita utamakan. Bagaimana bersikap sopan santun dan selalu recpect kepada teman atau orang orang yang terhubung dengan media sosial kita. Membangun sikap saling menghormati, tidak mengeluarkan kata-kata kasar atau yang mengandung unsur sara.
4. Selalu waspada dan jangan langsung percaya
Banyakinya informasi yang ada di media sosial dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab harus kita waspadai. Hal tersebut untuk mencegah adanya penipuan. Saat ini banyak yang dilakukan orang-orang tertentu demi keuntungan pribadi tanpa memikirkan kerugian orang lain. Adanya penawaran pulsa gratis atau memberi iming-iming hadiah, penawaran investasi, pura-pura akrab dengan kita, mengaku teman dan sebagainya untuk menghipnotis pikiran kita.
Media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental. Ikutilah akun-akun yang kredibel, bermanfaat, atau menghibur. Akun-akun yang menambah wawasan, bukan akun yang meracuni pikiran kita menjadi pribadi yang lemah, misalnya unsur-unsur pornografi, LGBT dan sebagainya. Atau akun bersifat provokatif yang menumbuhkan kebencian kepada tokoh, Kepala Negara, pemula agama dan akhirnya terjadi gesekan-gesekan, adu domba yang merusakkan persatuan.
Dampak negatif dari penggunaan media sosial seringkali tidak dapat dihindarkan. Konten-konten negatif tersebut akan merusak kesehatan mental dan stres. Dalam hal ini Ibu Kanjeng memberikan tips bijak dan aman di media sosial antara lain:
1. Pilah-pilih konten yang mau dibaca.
Isu-isu politik ataupun berita-berita kejahatan sering kita dapatkan di media+media online. Hal tersebut sangat mengganggu kejiwaan, rasa jengkel dan ketidaknyamanan suasana hati. Begitu juga Konten-konten negatif yang kita akses tanpa sadar akan memunculkan respon kecemasan dan takut yang berlebihan (paranoid). Ibu Kanjeng mengambil kutipan dari CNN, Susanne Babbel, seorang psychotherapis khusus pemulihan trauma, memaparkan otak manusia yang terus-menerus "dicekoki"hal-hal buruk dan traumatis tanpa henti (dalam hal ini konten-konten sosmed yang negatif) dapat memperlambat kerjanya untuk mengatasi stress.
2. Follow hanya teman terdekat dan terpercaya.
Membatasi jumlah orang yang kita ikuti (follow) sangatlah tepat. Kita pastikan orang terdekat dan terpercaya. Hal tersebut untuk mencegah membatasi isu-isu hoaks dan konten-konten yang menyulut kebencian.
Berhati-hatilah dalam bermedia sosial. Jangan dibiarkan diri kita dimanjakan dengan kenyamanan, Namum menjerumuskan pada kenistaan. Mengekspresikan diri di media sosial tidak ada yang melarang.. Ikutilah rambu-rambu sosial, sehingga tidak membuat sakit hati orang lain, menyebarkan hoaks. Jangan takut berekspresi, karena ekspresi diri merupakan aktualisasi untuk mengembangkan potensi. Bersikap bijak dalam bermedia sosial itulah solusi.
terima kasih sdh mengerjakan tugasnya dengan baik
BalasHapusGood morning everybody, Yuk ikutan lomba blog, pengiriman artikel di blog pribadi bisa hari ini (today) atau besok (tomorrow), https://wijayalabs.com/2021/11/28/lomba-blog-satuguru/, dapatkan hadiah kejutan dari sponsor lomba blog. Dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) yang kesepuluh dan HUT ke-76 PGRI, kami akan mengadakan lomba blog dengan tema *SATUGURU*, Jadilah guru yang bersatu untuk maju dan mengajar itu menyenangkan.
BalasHapusSiap Omjay
BalasHapus