Menulis Itu Mudah
Tanggal Pertemuan : 8 September 2021
Resume ke : 26
Tema : Menulis itu Mudah
Nara Sumber : Dr. Ngainun Naim
Moderator : Maesaroh, M.Pd
"Menulislah seperti embun yang ketika jatuh ke Bumi membawa pengetahuan dan ketika melangit ke Arsy menjadi keabadian" (Mayderly)
Tiada kesulitan yang tidak bisa diselesaikan, jika kita berusaha untuk keluar dari kesulitan. Menulis adalah pekerjaan yang sulit dilakukan. Namun sebenarnya menulis itu tidak sesulit apa yang kita bayangkan jika mengetahui rahasianya.
Bapak Dr. Ngainun Naim sebagai pegiat literasi dalam kegiatan belajar menulis pertemuan ke 26 memaparkan bagaimana menulis itu mudah dilakukan. Ibu May sebagai moderator dengan gayanya yang khas memandu kegiatan. Bahasa pembuka yang indah, Waktu semakin berlari, hingga api pertemuan dengan para narasumber hebat hampir padam. Setelah kuliah ini usai, jemari kita hanya mampu menari sembari berkata "See you good bye". Tetapi ada yang lebih hidup dari pertemuan ini. Yaitu sebuah hati yang menjembatani tali silaturahmi.
Bapak Dr. Ngainun Naim merupakan seorang dosen dari IAIN Tulungagung. Menekuni kepenulisan sejak tahun 2013 dan sudah menghasilkan banyak karya. Beliau mengelola 2 blog yakni: https://www.spirit-literasi.id/2021/09/pangeran-diponegoro-proses-kreatif.html yang di dalam terdapat 476 artikel dan lhttps://ngainun-naim.blogspot.com/2021/07/adab.html. Selain itu beliau banyak menulis di koran, portal, dan lainnya. Sampai saat ini beliau sudah menulis sekitar 40 buku mandiri, 90 antologi, 30 kata pengantar, 50 artikel jurnal, dan ribuan esai.
Penasaran dengan blog yang di kelola Bapak Ngainun. Salah satu tulisan beliau yang berjudul "Spirit Literasi" sangat menginspirasi. Beliau menuliskan bagaimana proses kreatif Bapak Prof. Yudian sebagai seorang pejabat tinggi Kemenko PMK mampu memanajemen waktu ditengah kesibukan. Sesibuk apapun tetap bisa produktif. Bagaimana hal tersebut bisa dilakukan? Di dalam otak kita sudah di setting bahwa menulis itu sulit, maka menulis itu sulit. Jika kita setting menulis itu mudah, maka menulis itupun juga mudah. Begitulah materi pembuka Bapak Dr. Ngainun yang dipaparkan melalui chat dan audio di WAG.
Hanya dengan mengangkat ide "menulis itu mudah" sudah menjadi karya buku. Bapak Ngainun Naim tidak memberikan contoh yang terlalu sulit, dengan bahasa yang sederhana menjadi daya tarik bagi penulis pemula. Bagaimana cara bapak Naim bertutur melalui karyanya, jika penasaran bisa memesan buku karya beliau. Kedepannya akan menginspirasi seperti apa sebuah tema yang sederhana tersebut bisa dikembangkan menjadi bahan bacaan yang berkualitas. Ternyata orang yang sudah profesional apapun bisa menjadi judul.
Jika kita sudah mengawali tulisan, maka ide itu akan mengalir. Bagi penulis pemula sangat sulit untuk membangkitkan gairah walaupun kita sudah dalam komunitas menulis. Spirit menulis sangat fluktuatif. Jika mempunyai semangat yang tinggi, bisa menggunakan waktu berjam-jam.untuk menulis dan sebaliknya, jika semangat turun dalam satu bulan tidak menghasilkan tulisan apapun.
Orang yang tidak pernah menulis sama halnya dengan kita pada saat sebelum menjadi guru dan ditugaskan memulai praktek mengajar. Perasaan khawatir berkecamuk, bagaimana nanti di depan anak-anak. Menangani anak yang nakal, berbagai praduga ada dibenak kita. Setelah mengajar merupakan aktifitas keseharian kita, bukanlah merupakan beban namun menjadi kebiasaan, kenyataan tidak sesuai yang dibayangkan. Menulis pun demikian, jika sudah kita anggap bukan beban, maka kita tinggal menanamkan tekad
3. menulislah yang kita ketahui
Menulis dimulai dari hal-hal yang kita ketahui dan bukan hal-hal yang tidak kita ketahui. Kita tidak terlalu menuntut tulisan kita langsung bagus. Tidak memasang target terlalu tinggi Kita bisa bertutur melalui tulisan tentang aktifitas sehari-hari. Kita lakukan secara rutin dan konsisten.
4, banyak membaca
Syarat wajib menulis adalah banyak membaca. Membaca buku setiap hari Membaca akan menambah banyak referensi dan ide dapat kita temukan dari hasil membaca. Dengan banyak membaca banyak masukan pengetahuan yang kita peroleh. Jika kita akan menulis sesuatu, akan keluar secara otomatis apa yang sudah tersimpan dalam memori. Membaca dalam hal ini bukanlah membaca untuk khatam, namum membaca untuk paham.
5. Jam terbang
Semakin banyak membaca akan semakin banyak referensi yang kita dapatkan. Semakin banyak menulis maka kita semakin terampil. Waktu yang kita gunakan menentukan pola produktifitas. Semakin sering menulis akan semakin mudah. Setiap saat jam terbang perlu ditingkatkan. Caranya dengan praktik menulis. Prof. Dr. Kuntowijoyo pernah ditanya tentang cara menulis. Beliau menjawab dengan 6 M: Membaca, menulis, menulis, membaca, menulis, dan menulis.
6, Sabar menjalani proses menulis.
Menulis merupakan aktualisasi rasa syukur. Tidak semua orang mau dan mampu menulis. ada yang mau tapi tidak mampu, ada yang mau tapi tidak mampu. Sehingga dalam menjalani proses menulis kita harus bersabar. Keberhasilan akan tercapai apabila ditempuh dengan sikap yang sabar, tidak mudah putus asa. Satu persatu proses kita jalani, In Syaa Alloh akan selesai.
Pemaparan materi yang disampaikan oleh Bapak Ngainun Naim telah membuka mata kita. Tidak ada yang sulit jika kita bersungguh-sungguh melaksanakannya. Menguatkan tekad, mengasah diri, berlatih setiap hari kelak akan menghasilkan karya yang bisa dinikmati oleh siapa saja. Menghasilkan warisan tak lekang dimakan waktu. Mari kita mencoba, menulis ..., menulis ..., dan menulis....
Resume yang komplit. Terus bersemangat dalam belajar. Semoga semakin cerah ke depannya.
BalasHapusAamiin..Terimaskih Bu suportnya
HapusAlhamdulillah, semoga kita di mudahkan dalam menulis,
BalasHapusAamiin
Aamiin..
Hapus