Menulis Dalam Kesibukan

 Tanggal Pertemuan          :  6  September  2021

Resume  ke                       :    25

Tema                                 : Menulis dalam kesibukan

Nara Sumber                    : Much. Khoiri

Moderator                        : Wijaya Kusuma, M.Pd


"Kegagalan dan kesuksesan memerlukan waktu yang sama. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan waktu untuk meraih gagal atau sukses." (Mario Teguh)

Memanfaatkan kesempatan akan lebih baik, dari pada menunda-nunda.  Dalam kondisi apapun kita bisa melakukan sesuatu yang baik jika kita niatkan  untuk berbuat.  Kita bangun motivasi untuk menjaga konsistensi.  Menulis adalah kegiatan yang menyita waktu. Sering kita kesulitan untuk membuat jadwal kapan waktu yang tepat agar kita bisa menulis di tengah kesibukan.


Pada pertemuan ke 25 belajar menulis Bapak Much Khoiri  akan memberi  pemaparan melalui media Zoom  tentang "Menulis dalam Kesibukan". Om Jay sendiri yang berperan sebagai moderator.    Bapak  Much Khoiri merupakan seorang Dosen di Universitas Negeri Surabaya dan juga seorang penulis.  Sudah banyak karya yang beliau torehkan. Saking  sering dan mudahnya menulis di awal pertemuan beliau memperlihatkan buku karya beliau yang berjudul  "Sapa Ora Sibuk, Menulis dalam Kesibukan ."  


Salah satu judul  buku karya Bapak Prof. Khoiri  yang simpel, Bak seorang yang menghadapi makan camilan, menulis sudah menjadi kebiasaan. "Sapa Ora sibuk" Begitu mudahnya  menuangkan judul, mungkin takkan pernah terpikirkan oleh kita. Hanya sekedar membuat judul kita sering merasa bingung, apalagi mengembangkan ide. Apa sih isinya? kita pun  dibuat penasaran. 


 Siapa yang tidak sibuk?  Semua orang pasti sibuk. Orang di rumah sibuk, di kantor sibuk, orang yang di jalan sibuk,  mengendarai  motor sibuk, orang yang dibonceng sepeda juga sibuk, orang yang menyetir mobil sibuk.  Bahkan update status di WA " maaf sedang sibuk"  begitulah paparan awal Prof Khoiri yang menggambarkan bahwa tidak ada orang yang tidak sibuk.


 "Manusia adalah subjek.  Tanpa kata kerja, subjek hanyalah entitas tanpa makna kontekstualitasnya."  (Prof.Much.Khoiri)

Sebuah kalimat ada subyek, predikat, obyek dan keterangan.  Dalam Kalimat sederhana paling tidak memuat subyek dan predikat. Aktifitas kata kerja lah yang menjadikan  subyek  sibuk. Saya makan, saya tidur, saya bekerja dan lain lain.  Kita tidak boleh menyalahkan kesibukan. Selagi masih hidup kita selalu sibuk. Melamar pekerjaan pun sibuk alias melamar kesibukan


Apa yang kita lakukan dengan kesibukan? Dibalik kesibukan ada kesempatan, dibalik kesulitan ada kemudahan, dibalik  musibah ada hikmah. Hukum yang saling berpasang yang diciptakan oleh sang Maha Kuasa.  Semua mengikuti aturan sunnatulloh. Setiap penyakit ada penawarnya.  Dalam kesibukan kita juga  ada peluang. Sehingga semua yang kita alami tergantung bagaimana kita menyikapi. Apakah kita buat sebagai beban atau sebagai rahmat. Kearifan berbuat sangat menentukan kejernihan berpikir. Menikmati kesibukan dan bukan menjadi beban. 
.

Bagaimana manajemen kesibukan. 

Kesibukan harus dikelola dengan baik agar mendatangkan manfaat. Disela-sela kesibukan, kita sempatkan untuk menuangkan apa yang kita pikirkan melalui tulisan. Menulis merupakan aktivitas mencurahkan segala imajinasi dan pikiran. Menulislah sebanyak-banyaknya, itulah yang dipesankan bapak profesor Khoiri, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Om Jay. Menulislah setiap hari, lihatlah apa yang terjadi. Jangan kita lewatkan tanpa nulis.

Untuk mewujudkannya maka langkah awal  adalah ambil sikap dengan menguatkan niat. Setelah niat kita kuatkan, harus ada tindakan atau aksi dalam.arti berbuat  untuk menulis. Setelah kita wujudkan dalam aksi, baru kita nikmati. Sesibuk apapun kegiatan menulis tetap kita lakukan.  







Mengapa kita harus menulis?


Apa yang kita katakan, sebentar akan menguap dan lenyap begitu saja. Jika kita cermati orang yang pandai berbicara, ceramah atau berpidato banyak, namun orang yang pandai menulis hanya sedikit, karena memerlukan ketrampilan tertentu. Menulis tidak akan hilang oleh waktu. Ia akan mengukir sejarah, karena  merupakan warisan untuk anak.cucu pada generasi berikutnya. Sebagaimana ungkapan dari Pramudya Ananta Toer dan Budi Darma.



Bagaimana mendidik diri untuk menulis?
 
Mendidik diri sendiri untuk menulis sangat perlu, agar kita bisa terus mengembangkan kompetensi. Berbagai genre tulisan perlu kita pelajari dan berguru kepada orang yang lebih menguasai di bidangnya. Dari satu .ide dapat dikembangkan menjadi berbagai macam.tulisan. Tulisan narasi, deskripsi, persuasi. Bisa cerpen ,puisi dan sebagainya. 


Jika kita sudah memenuhi target menulis, sangat perlu memberikan reward untuk kita sendiri. Bisa berupa membeli Handphone baru, makan keluar atau membeli buku yang bagus. Jika menulis tidak memenuhi target kita juga memberikan. punishment, yang berupa harus membayar hutang tulisan kitab yang tidak terselesaikan. 





Bagaimana strategi kita menulis di saat sibuk?






 1. Tetapkan Niat Menulis.



Niat merupakan daya dorong untuk melakukan sesuatu. Pada awalnya kita boleh mengambil niat yang pragmatis yakni untuk menghasilkan uang.  Sejalan dengan pembiasan menulis, material bukanlah tujuan utama lagi. Tujuan penyerta akan menghampiri yakni untuk amal jariah. Untuk memasang niat tergantung pada pribadi masing-masing. 

2. Rajin membaca

Di sela-sela menulis, harus rajin membaca. Di media apapun baik online maupun offline.  Dengan berlangganan koran, majalah dan sebagainya. Media cetak tersebut diletakkan dimana saja, di ruangan rumah kita sehingga bacaan tersebut selalu ada di depan kita.




3.
Gunakan alat rekam gagasan. 

Gagasan dan ide bisa muncul setiap saat dimanapun kita berada. Untuk mengikat agar ide tersebut tidak hilang perlu alat perekam yang berupa kamera, handphone dan sebagainya.



4. Tentukan waktu utama menulis




5. Menulis dalam hati.
Dalam kondisi apapun kita bisa menulis. Apa yang kita pikirkan,  yang berkecamuk dalam hati,  bisa kita tulis. Menulis merupakan kegiatan berbicara dengan diri sendiri dan ide bisa kita dapatkan dimanapun kita berada.  Saat naik sepeda, menyetir mobil,  Bahkan waktu dibonceng pun  ada yang kita pikirkan. 





6. Menulis di waktu utama.

Kita bisa mengambil waktu yang tepat untuk menulis. Bisa malam hari, sore atau pagi hari sebelum berangkat kerja. Waktu yang kita pilih kita jadikan rutinitas. 




7. Memanfaatkan waktu luang

Tidak membiarkan hari yang kita lalui tanpa menulis. Semua apa yang kita hadapi bisa kita tulis. jikalau  yang dihadapan  adalah sampah. Sampah pun juga bisa jadi tulisan.  Tidak ada waktu luang yang kita sia-siakan sehingga kita tidak melakukan apa-apa. 

8. Menulis yang Alami

Tentu kita sering mengalami hal-hal yang berkenan di hati. Saat momen pernikahan, berlibur ke suatu tempat, ke kebun binatang, tempat-tempat bersejarah, pengalaman pribadi, kisah-kisah inspiratif. Menulis dari pengalaman akan sangat mudah membuat alur karena  sudah terpola kan didalam memori. 

9. Menulis yang di rasakan




10. Menulis  dengan riang



11..Menulis yang banyak



12. Membuat Motto Dahsyat 

Motto memberikan motivasi yang sangat luar biasa untuk selalu melakukan sesuatu. Motto merupakan prinsip yang tidak akan kita tinggalkan. 


13. Menulis dengan doa.


Menulis merupakan invertasi di masa yang akan datang



Ketrampilan menulis merupakan aktifitas  yang tidak di lakukan banyak orang. Hanya orang-orang tertentu yang mempunyai kemauan keras. Meluangkan kesempatan  dengan membuat prioritas, dengan  tidak mengesampingkan pekerjaan utama.  Seorang penulis akan selalu mengembangkan kompetesi disetiap kesempatan. 


Paparan yang di sampaikan oleh Bapak Prof. Much.Khoiri telah membuka mata kita. Bagaimana cara beliau dalam menuangkan ide dan terbentuk tulisan hingga menjadi buku. Menulis sebanyak-banyaknya. Kita fokuskan ke niat, kita berbuat dan menikmati menulis sebagai hobi. Tiada yang bisa lakukan kecuali bertindak, tanpa bertindak tidak akan ada karya. 

"Menulislah setiap hari, lihatlah apa yang terjadi." (Om Jay)






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gelombang Senja

Membangun Digital Space yang Aman Untuk Anak

BUku Mahkota Penulis, Buku Muara Penulis