Menulis Semudah Ceplok Telur

 Tanggal Pertemuan          : 17  September 2021

Resume  ke                       :    30

Tema                                 : Menulis Semudah Ceplok Telur

Nara Sumber                   : Dra. Lilis Eko Herpianti Sutikno, S.H

Moderator                        : Ms. Phia





Meramu untaian kata mengalir tanpa hambatan. Berselancar  mengarungi lautan kata. Tidak akan kehilangan ide dari tangan terampil sang penulis.  Banyak kisah yang menyertainya.  Menjadi penulis tentu bukan hanya gelar tersemat. Sebuah perjuangan panjang  yang terpupuk  secara  terus menerus, sehingga menjadi  pembiasan dan hobi. 

Titik akhir penantian belajar menulis gelombang 19 & 20,  telah memasuki pertemuan ke-30. Dengan demikian akan berakhir pula kegiatan, tinggal terbit buku yang dinantikan. Perjuangan tidak akan terhenti,  pondasi telah tertanam, semangat menulis telah terkobarkan. Menulis akan tetap menjadi tantangan. 

Sebuah kisah dari sang penulis,  terinsipirasi dari kelas menulis Om Jay  mampu mendobrak kebekuan  menjadi lentera di tengah temaramnya gulita. Kebuntuan nalar terkoyak oleh sebuah inspirasi,  bagaimana mudahnya  menarasikan cerita. Beliau adalah  Dra. Lilis Iko Herpianti Sutikno, S.H.  Dari kelas menulis itulah beliau menjadi  sosok penyambung  tongkat estafet kepada penulis muda berbakat dalam kelas mini di Nusa Tenggara Timur. Dengan nama KELAS WAG MBI (kelas belajar menulis pasti menjadi buku ber-ISBN.

Kalimat pembuka dari guru Bloger Indonesia, Om Jay. Ucapan salam bagi para peserta. Beliau mengingatkan pula agar selalu update blog agar kelak menjadi buku yang bermutu, buku yang enak dibaca. Hal tersebut sudah barang tentu ada rahasianya. "Menulis Semudah Ceplok Telor" yang merupakan tema yang diusung oleh narasumber. Jarak tidak menghalangi pertemuan. Walaupun melalui dunia Maya ada kedekatan merajut ikatan batin melalui group Wa. Begitulah inti dari  pengantar Om Jay dengan mempersilahkan  sang moderator junior Ms. Phia. 

Sudah menjadi ciri khas Ms. Phia, kepiawaian berbahasa Inggris mempercantik kalimat pembuka, mendampingi seorang narasumber yang hebat, Ibu Lilis Eko Herpianti Sutikno atau dengan sebutan Mbak Pipin. Untuk lebih mengenal beliau sudah selayaknya kita mengenal profilnya.  Beliau adalah seorang   guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SMPN 2 Nekamese, Desa Besmarak, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Lahir di Surabaya pada tanggal 11 Maret 1969. Mengenyam pendidikan  S1, FKIPS Jurusan PMP/Kn, IKIP PGRI Surabaya dan program Sarjana S1, Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum, Universitas Wijaya Putra Surabaya. Profesi penyerta adalah sebagai penulis dan sebagai narasumber dan instruktur di berbagai even. Segudang prestasi telah diraih dan banyak karya yang telah ditulis. Informasi lengkap bisa dibuka pada tautan http://www.guruinspirasintt.com/2021/09/profil-ibu-guru-cantik.html.  dan facebook https://www.facebook.com/lilis.sutikno.779

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4208663415867356&id=100001712161927

http://www.guruinspirasintt.com/2021/07/wit-2020-buku-yang-membawa-keberkahan.html


Tulisan merupakan goresan dari pena.   Bagaimana filosofi dari  pena itu sendiri. Sejuta mimpi  akan terangkai indah dalam goresan. Sejuta kisah terabadikan dalam goresan. Beragam simbol dan kode terangkum dalam goresan. Pena merupakan pencatan sejarah yang ulung. Penyampai tongkat estafet berkembangnya peradaban. Dari sebuah pena akan lahir  orang-orang hebat  seantero dunia. Penalah yang mewarnai baik buruknya keberadaban. 

Setitik lentera yang tumbuh dari anak negeri, seorang guru yang hebat  Memberi corak  dan kontribusi pada tumbuh dan berkembangnya gerakan literasi. Ibu Lilis telah membuktikan semuanya. sebuah karya yang menginspirasi "Memberi Inspirasi untuk Negeri,"  merupakan contoh karya buku dari yang sekian kali. bagaimana cerita selanjutnya bisa diakses pada laman https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4208663415867356&id=100001712161927

Di blog beliau tertulis  kisah, bisa buka link 

http://www.guruinspirasintt.com/2021/07/wit-2020-buku-yang-membawa-keberkahan.html

MENULIS SEMUDAH CEPLOK TELUR

Ibu Lilis sebelum memaparkan materi membagikan sebuah video yang ada di facebook. 

Dalam video tersebut menjelaskan filosofi pensil yang  sama halnya dengan pena.  Pensil mempunyai peran yang besar jika ada intervensi. Beribu hikmah jika kita mau memanfaatkannya. Dalam hal ini ada 5 Prinsip pelajaran penting dalam kehidupan yang berkaitan dengan filosofi pensil.

1.  PENSIL DIGERAKKAN OLEH TANGAN MANUSIA

Secara sekilas kita memandang pensil hanyalah barang yang tidak begitu penting. Siapapun bisa menggunakannya. Pensil bukan hanya sekedar alat tulis, namun mempunyai makna yang dalam. Pensil akan berubah menjadi karya yang maha dahsyat jika ada pelaku yang  pandai memainkannya. Kearah mana tangan akan menggerakkan benda tersebut. Pensil akan menjadi sebuah lukisan yang indah, akan menjadi tulisan yang  bagus. Dalam hal ini Ibu Lilis menganjurkan agar selalu berdoa sebelum menulis, karena dibalik itu semua ada tangan Tuhan yang selalu membimbing kita. Tulisan yang diawali dengan doa, akan menghasilkan ilmu yang bersumber dari hati nurani yang bersih. Tulisan yang keluar hati akan diterima oleh hati pula oleh pembacanya serta bermanfaat banyak kepada semua umat.

2. KETIKA PENSIL TUMPUL KITA PERLU MERUNCINGKAN YA

Dalam menulis kita akan menemui banyak kesulitan, berjumpa pada penderitaan, dan kesusahan (khususnya yang baru pertama kali menulis). Kita perlu menajamkan pikiran kita. Ketika tumpul pensil harus kita raut dahulu, jika pikiran kita buntu tak ada ide maka beristirahatlah dan tutup buku/laptop kita. Pertajam pikiran dan bacalah buku (khususnya yang berhubungan dengan tulisan kita).

3. PENGHAPUS

Penghapus berfungsi untuk menghapus tulisan yang salah. Sebagai alat untuk mengoreksi kealfaan. Ibu Lilis mengaitkan dengan kehidupan. Dalam hidup selalu ada kesempatan, jika kita melakukan kesalahan ada kesempatan untuk kita bertaubat.  Begitu pula dalam menulis, kalau salah bisa di tipo dulu, lalu perbaiki agar menjadi baik dan sempurna. Khusus dalam kaidah ilmu kepenulisan. Ada trik khusus yang harus dilakukan. Menulis, menulis dan menulis untuk menghindari kealpaan. Setelah semua yang ada dibenak kita bisa kita tuangkan baru koreksi. Agar tulisan kita menjadi bagus, kita diamkan dahulu. Jika kita mengalami kebuntuan ide, langkah yang paling tepat adalah menutup semua peralatan menulis dan simpan tulisan yang sudah kita tulis. Pada keesokan hari kita buka lagi dan revisi ulang.

 4. PENSIL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENULIS BAGIAN DALAMNYA.

Bagian pensil yang terpenting adalah bagian dalam yang berupa  arang hitam yang mampu membuat tulisan hingga berlembar-lembar. Manusia yang dalam bersikap juga dilihat dari bagian dalam yang berupa hati nurani. Dalam menulis kita gunakan hati untuk menggerakkan tangan,  sebab menulis dari hati itu akan menghasilkan karya yang luar biasa.  Selain itu, menulis dari hati akan diterima oleh pembacanya dari hati pula

 5. SETIAP TULISAN KITA AKAN BERDAMPAK

Pensil akan menghasilkan goresan. Bekas goresan pensil yang berupa tulisan akan berdampak.  Dengan meninggalkan jejak tulisan yang baik dan memberi  inspirasi kepada setiap pembacanya maka akan menambah kemanfaatan dan pahala yang kita peroleh. 

 Untuk selanjutnya Ibu Lilis menjelaskan bahwa judul yang beliau buat yakni "Menulis Semudah Ceplok Telur" merupakan quote   untuk  memberikan motivasi menulis kepada siapa saja yang memiliki cita-cita untuk menjadi penulis hebat dunia. Beliau memberikan pernyataan beberapa poin,

  1. Bahwa menulis itu tidak sulit
  2. Menulis itu sangat mudah
  3. Semudah Anda membuat ceplok telur
  4. Tuk Byaarr... Telur yang tadinya bulat, bisa langsung dihidangkan di meja makan. 

MENGAPA HARUS MENULIS?

Dalam paparan selanjutnya Ibu Lilis menguraikan landasan mengapa kita harus menulis.  Secara lengkapnya akan diuraikan sebagai berikut :

Imam Asy-Sya’bi pernah berkata, “Apabila engkau mendengar sesuatu, maka tulislah sekali pun di tembok.”

Imam Syafi’i rahimahullah juga pernah bertutur, “Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang. Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja. (Diwan Asy-Syafi’i)

Dalam.hal ini, ilmu diibaratkan seperti hewan buruan (kijang) apabila tidak diikat akan terlepas, begitu pula ilmu apabila tidak ditulis maka akan hilang atau tidak ingat dikarenakan daya ingat manusia terbatas.

MENULIS MENURUT HADITS RASULULLAH SAW

 Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قيِّدُوا العِلمَ بالكِتابِ

Qoyyidul ‘ilma bilkitabi  (Jagalah ilmu dengan menulis) 

(Shahih Al-Jami’, No.4434. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Yang dimaksud qayyidul ‘ilma adalah kuatkan dan hafalkan serta jaga jangan sampai lepas. Ilmu jika terus didengar, hati akan sulit mengingatnya. Ilmu itu diikat lalu dijaga. Jika hati sering lupa, ilmu itu perlahan-lahan akan hilang. Itulah sebabnya kenapa penting untuk mencatat. 

Sebagai umat Islam perlunya kita membiasakan diri untuk belajar menulis, karena sahabat Rasulullah SAW juga menulis Al-Qur’an dan Hadits kemudian dibukukan.

FIRMAN ALLAH DALAM AL-QUR’AN UNTUK MENULIS

Allah pun telah mengajarkan kepada hamba-Nya untuk mencatat karena itu bermaslahat untuk mereka, dan Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ

 Yā ayyuhallażīna āmanū iżā tadāyantun bidainin ilā ajalin musamman faktubụh,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al-Baqarah: 282)
Sumber https://tafsirweb.com/1048-quran-surat-al-baqarah-ayat-282.html
Sumber https://rumaysho.com/13457-

Dalam PERMEN No. 23 tahun 2015   ditegaskan Penumbuhan Budi Pekerti melalui gerakan literasi. Hal tersebut ditindak lanjuti dengan diluncurkannya Gerakan Literasi Sekolah, mengingat budaya membaca masyarakat Indonesia tergolong rendah. 

Sudah tidak diragukan lagi, menulis merupakan tuntutan yang harus kita penuhi. dilihat dari sudut pandang manapun tidak akan bertentangan. Dasar menulis adalah membaca. Tanpa membaca kita akan kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan ide. Kita biasakan menulis, dengan demikian akan semakin terampil pula kita memainkan kata, semudah ceplok telur. 


 TULISKANLAH APA YANG ADA DIPIKIRANMU ( Lilis )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gelombang Senja

Membangun Digital Space yang Aman Untuk Anak

BUku Mahkota Penulis, Buku Muara Penulis