Gerakan Literasi Sekolah dan Masyarakat
Tanggal Pertemuan : 1 September 2021
Resume ke : 23
Tema : Gerakan Literasi Sekolah dan Masyarakat
Nara Sumber : Bapak Bambang Purwanto, S. Kom.
Moderator : Maesaroh, M.pd
Melalui tulisan sebuah pesan tersampaikan dengan sempurna dengan tidak mengurangi isi. Memahami konten, membaca dan menulis. Literasi sebagai pembuka misteri. Menggoreskan sebuah peradaban. Menjadikan warisan kepada para generasi. Tongkat estafet menciptakan babak baru mengarungi lautan ilmu.
Pengertian Literasi menurut UNESCO adalah rangkaian kemampuan menggunakan kecakapan membaca, menulis, dan berhitung yang diperoleh dan dikembangkan melalui proses pembelajaran dan penerapan di sekolah, keluarga, masyarakat Kurangnya minat baca menjadi permasalahan yang kita semua. Bapak Bambang Purwanto sebagai peletak batu pijakan dalam mengembangkan literasi. Sebelum Gerakan Literasi Sekolah diluncurkan sudah banyak berkiprah dalam dunia literasi. Dengan gaya yang khas beliau menuturkan bagaimana suka dan duka membangun Literasi. sesuai tema yang beliau dalam pada pertemuan ke 23 belajar menulis tema Gerakan Literasi Sekolah dan Masyarakat.
Mengenal profil Bapak Bams. Beliau adalah seorang guru TIK / Informatika SMP Taruna Bakti, lahir di Bandung pada tanggal 6 April 1974. Mengenyam pendidikan S1 di STMIK AMIKBANDUNG Jurusan Sistem Informasi tahun 2013. Pendidikan non formal banyak beliau ikuti. Berpengalaman dalam berbagai even. Memberikan Training, Seminar dan Juri, menjadi MC, Host dan Moderator, Podcast di Youtube Chanel Pena Mr. Bams. Aktif diberbagai organisasi, banyak pretasi yang tersemat dan banyak karya dan publikasi yang beliau torehkan. Secara lengkap dapat CV beliau dapat dibuka pada linkhttps://penamrbams.id/cv-bambang-purwanto. Chanel YouTube beliau https://www.youtube.com/channel/UCDw-57I2kl77_hVmt9Orhjg
Ibu May sebagai moderator kegiatan belajar menulis menuturkan bahwa Bapak Bams dalam tim Om Jay menyebutnya sebagai Bapak Mario Teduh karena gaya Menulisnya yang syarat dengan motivasi, yang membuat beliau sangat unik.
Materi kali ini sangat berbeda dengan materi-materi yang lain, karena beliau akan membagikan pengalaman bagaimana perjalanan beliau dalam mengelola Gerakan Litersi Masyarakat dan Gerakan Literasi Sekolah. Melalui pesan teks dan suara Beliau menuturkan pengalaman secara panjang dan terinci yang membuat kita terkesima. Bagaimana penuturan beliau tentang kiprahnya di dunia literasi dapat kita simak dibawah ini.
Sebelum gerakan literasi sekolah yang digaungkan oleh Bapak Anies Baswedan yang saat itu sebagai menteri Pendidikan sekitar tahun 2015, Beliau beserta keluarga istri dan anak mendirikan sebuah taman bacaan masyarakat atau TBM yang di namai TBM Aya Salwa pada tahun 2011. Awalnya berdiri di rumah pribadi yang hanya berukuran 21.
Nama Aya Salwa sebenarnya merupakan nama panggung di saat beliau sedang mendongeng. Dipopulerkan sekitar tahun 2003 atau 2004. Nama ini beliau gunakan dalam rangka menabrak kebiasaan. Biasanya pendongeng dipanggil dengan sebutan kakak. ada kak Seto ada kak Andi Yudha dan banyak kakak-kakak yang lain. Beliau menginginkan sesuatu yang berbeda. Nama Aya Salwa diambil dari nama putri beliau. Pendongeng menjadikan cikal bakal gerakan Literasi yang sekarang beliau jalani. Sebelum mendongeng dan manggung kebiasaan beliau menyanyi dulu.
Menjadi pendongeng membuat beliau harus sering membaca buku. Membaca buku membuat lebih banyak pengetahuan dan kosa kata. Cita-cita membangun taman baca pun terwujud tanggal 5 Oktober 2011. In Syaa Allah kata beliau tahun ini akan genap 10 tahun.
Bagaimana jejak digitalnya untuk TBM AS Lebakwangi? Kita ikuti lagi lanjutan penuturan bapak Bams.
Taman bacaan yang dibangun penuh cinta. Pada awalnya mengalami kendala. Istri beliau kurang respon terhadap berdirinya taman bacaan. Bermodal dari buku yang dikumpulkan dari koleksi pribadi di tahun 2011 dengan jumlah 200 buku, saat ini jelang 10 tahun sudah ada sekitar 6000 buku. Dengan adanya TBM yang beliau dirikan bisa mengajak masyarakat untuk gemar membaca. Dan kegiatan-kegiatan lain yang disenangi masyarakat pun di selenggarakan. Dimulai dari pelatihan yang sederhana, menggambar, mewarnai, belajar membaca, belajar komputer, internet sehat, motivasi sampai kewirausahaan .
Kita bisa membuka link:
Raihan prestasi dari TBM adalah :
1. Juara 1 TBM Se Kab Bandung tahun 2013 dan 2014
2. Juara 2 TBM se Jawa Barat tahun 2013
3. Juara 1 TBM se Jawa Barat tahun 2014
4. Peraih Sabilulungan Award 2018 dari Bupati Kab Bandung, Bapak Dadang Naser
5. Juara 1 Keteladanan TBM SE Kab Bandung tahun 2019
Untuk Selanjutnya beliau memperkenalkan gerakan literasi sekolah. Bagaimana pengelolaan Gerakan Literasi Sekolah di SMP Taruna Bakti?
Berbekal sebagai seorang pendongeng yang dimulai 2003 dan memulai TBM sejak tahun 2011. melanjutkan kiprah beliau di SMP Taruna Bakti Lebak bandung. SMP Taruna Bakti yang merupakan sekolah swasta yang secara akademis dan kreatifitasnya sangat berprestasi. Bisa kita lihat di Chanel YouTube berikut:
Gerakan literasi SMP taruna bakti itu dimulai sejak tahun 2015, Saat Bapak Anies Baswedan meluncurkan sebuah program Gerakan Literasi Sekolah.
Pada saat ada program dari provinsi Jawa barat dengan program WJLRC, beliau pun ikut terlibat yang sebelumnya diadakan pelatihan tentang pustakawan. Beliau dimasukkan tim literasi karena pihak sekolah mengetahui keaktifan beliau di Gerakan Literasi Masyarakat. Merupakan panggilan jiwa dari Bapak Bams yang tulus yang tidak mengharuskan ada SK dan surat tugas, namun karena kecintaan kepada Gerakan Literasi Sekolah.
Program Literasi sekolah yang sudah dibangun dan bersambut dengan program yang dibuat Propinsi Jawa Barat sangat bagus untuk pengembangan literasi . Sebuah tantangan yang diikuti oleh SMP Taruna Bakti. Tantangan Membaca sebanyak 24 buku dengan jumlah siswa 40 berhasil mendapatkan 18 medali WJLRC, termasuk bapak Bams juga mendapatkannya.
Tidak mudah menggerakkan literasi yang ada disekolah. Dalam hal ini bapak Bams pada awalnya kesulitan mengajak siswa siswi untuk membaca setiap hari. Namun Karena ketelatenan beliau mengecek siswa siswi beliau akhirnya menjadi kebiasaan, apalagi sekarang sudah bergeser ke digital memudahkan dalam melakukan pemantauan.
Keren. Lanjut hingga ke ujung.
BalasHapusTrimakasih bu ..
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus